Seminar Nasional Nitisastra 9 Bahas Peran Kecerdasan Buatan
Malang (beritajatim.com) – Mahasiswa S3 Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas Negeri Malang (UM) mengadakan Seminar Nasional Nitisastra 9 bertema “Merajut Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia dalam Pusaran Kecerdasan Buatan Menuju Era Digital yang Humanis”. Acara ini menghadirkan akademisi dan pakar untuk mengeksplorasi pengaruh kecerdasan buatan (AI) dalam pembelajaran bahasa dan sastra di era digital.
Ketua pelaksana Nitisastra 9, Titis Bayu Widagdo, S.Pd., M.Li., menyampaikan pentingnya peran kecerdasan buatan dalam mengubah ekosistem pendidikan secara signifikan. Menurutnya, kecerdasan buatan mengalami perkembangan pesat yang berdampak besar pada banyak bidang, termasuk pendidikan, bahasa, dan sastra.
“Seminar ini diharapkan menjadi wadah untuk membuka cakrawala baru dalam memahami peran AI serta implikasinya bagi pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia yang lebih humanis,” ujar, Titis, saat acara yang bertempat di di Gedung A20 Ruang 901, Kamis (7/11/2024).
Titis menambahkan bahwa acara ini menghadirkan para narasumber berpengalaman untuk membahas tema-tema yang relevan dari berbagai sudut pandang. “Kami berharap diskusi ini tidak hanya memperkaya wawasan, tetapi juga mampu menjadi pemicu bagi inovasi lebih lanjut dalam pemanfaatan AI di dunia pendidikan,” tambahnya.
Seminar ini menghadirkan narasumber terkemuka seperti Prof. Dr. Sumiyadi, M.Hum. (Universitas Pendidikan Indonesia), Prof. Dr. I Dewa Putu Wijana, S.U., M.A. (Universitas Gadjah Mada), Prof. Dr. Muhammad Rohmadi, M.Hum. (Universitas Sebelas Maret), Dr. Pidekso Adi, M.Pd. (Universitas Negeri Malang), dan Nisachon Chuchai, M.Ed. (Walailak University, Thailand). Acara diselenggarakan secara hybrid, memungkinkan partisipasi secara daring dan luring.
Wakil Dekan 2 Fakultas Sastra UM, Dr. Edy Hidayat, S.Pd., M.Hum., menjelaskan bahwa kehadiran AI dalam sastra dan bahasa memperkuat pentingnya pemahaman mendalam tentang literasi digital. AI yang semakin terintegrasi dalam kehidupan memerlukan pendekatan pembelajaran yang kritis dan reflektif.
“Diperlukan pendekatan pembelajaran yang kritis dan reflektif untuk membentuk pemikiran yang lebih baik dalam memahami kecerdasan buatan. Ini mendorong kita untuk tidak hanya berbagi ilmu, tetapi juga menumbuhkan antusiasme untuk menyongsong era digital yang humanis,” ungkap Dr. Edy.
Prof. Dr. Sumiyadi, salah satu narasumber dari Universitas Pendidikan Indonesia, mengemukakan konsep Artefak dan Eksegesis sebagai cara untuk menyiasati dampak teknologi dalam desain sastra dan pembelajarannya. Artefak adalah hasil karya kreatif, sementara eksegesis merupakan penjelasan ilmiah dari karya tersebut.
“Kedua hal ini memungkinkan mahasiswa untuk mengintegrasikan penelitian dengan proses kreatif,” jelas Prof Sumiyadi dalam pemaparannya.
Dr. Pidekso Adi, M.Pd. dari Universitas Negeri Malang, turut membahas penerapan Technological Pedagogical Content Knowledge (Tpack) dalam pembelajaran bahasa. Menurutnya, teknologi memungkinkan transformasi dari pembelajaran tradisional menjadi lebih interaktif, terutama selama pandemi.
“Dalam konteks pembelajaran bahasa Indonesia, teknologi mampu meningkatkan pemahaman materi melalui pendekatan yang lebih aplikatif,” kata Dr. Pidekso menyoroti peran kecerdasan buatan dalam menciptakan lingkungan pembelajaran yang inovatif, humanis, dan interaktif. (dan/but)
Sumber|https://beritajatim.com/seminar-nasional-nitisastra-9-bahas-peran-kecerdasan-buatan