Ratusan Ilmuwan Muda Bertemu di Malang, Dekatkan Keilmuan dengan Masyarakat

Ratusan Ilmuwan Muda Bertemu di Malang, Dekatkan Keilmuan dengan Masyarakat

09 Dec 2024 18:06 WIB

Ilmuwan muda dari berbagai disiplin ilmu melakukan kongres tahunan di Malang. Mereka berkumpul untuk menyatukan langkah dan berkolaborasi demi kepentingan bangsa. 

Pekan lalu, ratusan ilmuwan muda dari berbagai disiplin ilmu melakukan kongres tahunan di Malang. Mereka berkumpul untuk menyatukan langkah dan berkolaborasi demi kemanfaatan ilmu bagi masyarakat dan bangsa.

Kongres ke-3 Ilmuwan Muda Indonesia (KIMI) diselenggarakan oleh Akademi Ilmuwan Muda Indonesia (ALMI) di Malang. Rangkaian acara berlangsung pada 6-7 Desember 2024 di Universitas Negeri Malang. Tema pertemuan kali ini adalah ”The Future of Young Scientist Career Development in Indonesia”.

Selain melakukan sidang tahunan, saat itu juga dilakukan beberapa sesi diskusi panel dengan sejumlah ahli. Acara ditutup dengan kongres KIMI. Dalam kongres tersebut hadir tiga pembicara kunci, yaitu Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Satryo Soemantri Brodjonegoro (via Zoom), Ketua AIPI Daniel Murdiyarso, dan Rektor Universitas Negeri Malang Hariyono.

Kongres KIMI ke-3 di Malang

Dokumentasi ALMISuasana kongres ke-3 KIMI di Malang. Tampak Rektor UM Hariyono menjadi salah seorang pembicara kunci.

”Kegiatan ini merupakan ajang saling bertemu, berkolaborasi, dan menyepakati tercipta satu pernyataan sikap bersama, guna mendekatkan keilmuan kita dengan masyarakat dan pemegang kebijakan,” kata Ketua Panitia penyelenggara kongres di Malang, Nurenzia Yannuar, Senin (9/12/2024). Ilmuwan muda di sini adalah mereka dengan usia di bawah 45 tahun.

Dalam kesempatan itu, Nurenzia menyampaikan rangkaian acara Pre-Event KIMI, yaitu Scientist Goes to School (SGTS) dan ALMI Knowledge Sharing di berbagai Fakultas dan Unit di UM, serta Podcast bersama ALMI di FTP UB.

Adapun Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Satryo Soemantri Brodjonegoro memaparkan sejumlah program kerja kementeriannya. Antara lain, akses pendidikan tinggi bermutu, relevan, dan berdampak, pengembangan talenta sains dan teknologi, penumbuhan dan penguatan budaya ilmiah (scientific culture) penelitian dan pengembangan, dan penyelesaian permasalahan sosial dan ekonomi nasional.

”Harapannya, kampus tidak semata-mata menghasilkan publikasi atau karya ilmiah, tetapi juga hasil riset yang berdampak. Itu sebabnya, teman-teman di kampus, termasuk asosiasi ilmuwan muda, agar tidak hanya asyik dengan dunia ilmunya sendiri tanpa peduli dengan problem dihadapi masyarakat bangsa dan negara,” katanya.

Menteri juga mengajak ilmuwan muda agar bisa mengembangkan kedaulatan bangsa, khususnya di bidang pangan. Hal itu sangat penting, sebab, menurut dia, sebagai negara agraris, hingga saat ini Indonesia masih impor pangan. ”Sehingga kalau dilihat secara geopolitik dan strategi, saat ada perang, dan migrasi barang terutama terhenti, maka kita akan alami kesulitan,” katanya.

thesis award 2024

Dokumentasi ALMI Mereka yang terpilih dalam Thesis Award 2024 pada Kongres ke-3 KIMI di Malang.

Mendiktisaintek akan mengusulkan agar riset ke depan bisa lebih luwes sehingga aturan birokasi tidak mempersulit pengembangan kualitas penelitian dan pengabdian akademia kampus. Misalnya, anggaran riset turun bulan Juni, tetapi pada Oktober, laporan sudah diminta. Tentu hal itu akan sangat merepotkan.

Sejalan dengan hal itu, Ketua Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) Daniel Murdiyarso menyampaikan pentingnya membangun budaya saintifik yang kredibel, berintegritas, dan jujur. Penekanannya adalah pada mentoring terstruktur, mobilisasi sumber daya strategis, serta penelitian transformasional dan berdampak menjadi kunci keberhasilan.

Selain itu, juga penting untuk mengukur dampak melalui kerangka kerja logis dan teori perubahan. Upaya ini bertujuan menghasilkan ilmuwan lokal yang relevan secara global, dengan kemampuan membangun komunikasi efektif dan melahirkan pemimpin ilmiah generasi baru.

Rektor UM Hariyono mengatakan, bahwa momen pertemuan ilmuwan muda hebat lulusan luar negeri kali itu sangat penting. ”Anggota ALMI, KIMI, adalah ilmuwan muda hebat lulusan luar negeri. Perjumpaan secara fisik dan ilmu pengetahuan seperti ini sangat baik sehingga kami berharap, nantinya mereka gak asyik dengan ilmunya saja. Sebab, ilmu alam tak akan bertumbuh dan berkembang baik kalau ilmu sosial tidak berkembang baik. Begitu pula sebaliknya,” katanya.

Itu sebabnya, Hariyono berharap, ilmuwan muda di Tanah Air bisa mengembangkan ilmu yang inklusif. ”Bagaimana ilmuwan bisa saling berjumpa dan melihat persoalan secara komprehensif dan multidimensi. Sebagaimana Indonesia dahulu dibentuk anak-anak muda seperti Soetomo, Soekarno-Hatta, dan lainnya,” kata Hariyono.

Sekretaris Jenderal ALMI Grandprix TM Kadja mengatakan bahwa dalam kongres KIMI ini, juga diadakan thesis award, yakni penghargaan di mana diberikan kepada tugas akhir penelitian mahasiswa terbaik di bidang kesehatan, sains, sosial humaniora, teknik, dan pendidikan. Sebanyak lebih dari 90 karya ilmiah mahasiswa mengikuti kompetisi ini.

”Secara mengejutkan, karya-karya itu memiliki kualitas penelitian luar biasa, bahkan beberapa layak dipublikasikan di publikasi ilmiah berskala global,” katanya.

Kongres Ilmuwan Muda di Malang memang telah berlalu, tetapi semangat dalam pertemuan pekan lalu itu, masih terasa. Dari pertemuan itu diharapkan akan muncul ilmuwan-ilmuwan gobal baru dan pemimpin ilmiah generasi baru.

 
Sumber|https://www.kompas.id/artikel/ratusan-ilmuwan-muda-bertemu-di-malang-dekatkan-keilmuan-dengan-masyarakat?loc=hard_paywall