Prof Dr Fattah Dampingi Pekerja Migran sebagai Bentuk Social Service

Kamis, 15 Juni 2023 | 09:27 WIB
 
MALANG KOTA – Bidang psikologi kerap dikaitkan dengan penyembuhan sakit jiwa dan hal-hal negatif mengenai kejiwaan lainnya. Prof Dr Fattah Hanurawan MSi mengungkapkan psikologi positif tidak seperti psikologi zaman dahulu yang melihat manusia sebagai makhluk yang memiliki karakteristik negatif.

“Manusia tidak bisa dianggap seperti sepeda motor, kalau rusak bisa diperbaiki di bengkel,” kata dia.

Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Negeri Malang saat berkunjung ke Universiti Malaya, Malaysia, tahun lalu

Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Negeri Malang saat berkunjung ke Universiti Malaya, Malaysia, tahun lalu



Menurut psikologi positif, manusia adalah sesuatu yang dapat berkembang dengan pemikiran bijaksana. Dalam hal ini menyangkut aspek positif dan negatif yang dapat menjadi keseimbangan.

“Yang terpenting dalam psikologi positif adalah bagaimana manusia dapat membantu dirinya sendiri melakukan coping (proses dalam mengatur dan mengatasi tekanan secara internal maupun eksternal) terhadap masalah, sehingga dapat memecahkan persoalannya sendiri,” bebernya.

Prof Fattah (kanan) saat menerima tanda mata dari University of Malaya, Malaysia

Hal itu, lanjut Prof Fattah, telah diterapkan di UM melalui kurikulum berbasis kehidupan. Prinsipnya, setiap orang belajar apa saja dan apa yang dipelajarinya harus dapat membantu pemecahan masalahnya sendiri. Minimal bisa memecahkan masalah dengan dirinya sendiri dan keluarga.

Fakultas Psikologi UM juga telah melakukan beberapa pengabdian. Salah satunya program social servise untuk pekerja migran di Malaysia dengan bekerja sama dengan salah satu LSM dan juga kampus ternama di Malaysia.

Tim psikologi UM juga melakukan pengabdian di daerah Singosari. Yakni melakukan pelatihan-pelatihan kepada penderita gangguan jiwa dan membuat mereka dapat diterima kembali di masyaraka. (jprm3/dur/nen)

Sumber|https://radarmalang.jawapos.com/pendidikan/811093207/prof-dr-fattah-dampingi-pekerja-migran-sebagai-bentuk-social-service