Peringati Hardiknas, Aliansi Mahasiswa UM Demo
KOTA MALANG- Puluhan massa dari Aliansi Mahasiswa Universitas Negeri Malang (UM( pagi ini (2/5) menggelar aksi unjuk rasa di depan Gedung Rektorat UM. Beberapa diantara tuntutannya adalah meminta pihak kampus melengkapi fasilitas gedung UM agar ramah disabilitas serta menguragi stigma UM sebagai Wedding University.
Istilah Wedding University sendiri dipakai mahasiswa karena penggunaan Graha Cakrawala yang seringkali digunakan untuk kegiatan pernikahan. Akibatnya kegiatan-kegiatan mahasiswa yang jadwalnya bertabrakan dengan kegiatan pernikahan tersebut tidak bisa dilakukan di Graha Cakrawala.
“Selain itu kami juga menuntut adanya transparansi penggunaan uang UKT, selama ini kami sangat sulit mengaksesnya. Sedangkan fasilitas di kampus belum banyak yang dibenahi terutama fasilitas untuk disabilitas.
Banyak gedung lama seperti Aulaa A3 atau FIP D1 yang masih belum ada akses disabilitas untuk keatas. Sehingga harus membopongnya,” ujar koodinator lapangan, Yoga Abi Zakaria.
Massa yang berunjuk rassa mengutarakan bahwa selama ini UM ramah lingkungan hanya opini. Mereka menilai pihak kampus menelantarkan disabilitas yang harusnya difasilitasi aksesnya.
Menanggapi aksi tersebut pihak rektorat yang diwakili oleh Wakil Rektor III, Dr. Mu’arifin, M.P, angkat suara.
“Tidak ada data kasus pihak UM menelantarkan disabilitas. Bahkan kita punya UKM Gempita yang berisi orang-orang difabel. Jurusan pun kita punya PLB (Pendidikan Luar Biasa) lalu dimana letak penelantarannya? Untuk fasilitas disabilitas memang masih baru diberikan di gedung-gedung baru saja, untuk gedung lama pasti akan segera kami gtindak lanjuti,” bebernya.
Sedangkan terkait dengan Wedding University atau universitas mantenan, alumni UM ini mengapresiasi tuntutan mahasiswa. Ia bercerita bahwa dulu ia juga berusaha menuntut hak pemakaian Sasana Krida.
“Saya tahu perasaan kalian. Jadi untuk selanjutnya ketika ada kegiatan tolong segera dicek. Akan kami usahakan agar kegiatan yang dilaksanakan di Graha Cakrawala UM berimbang antara kegiatan mahasiswa dan acara di luar itu,” tegas dia.
Sementara untuk masalah UKT, ia mengatakan bahwa tuntutan mahasiswa yang merasa UKT mahal harus dipikir ualng lagi. Sebab patokan UKT sudah jelas secara kuantitatif dan ada tolok ukurnya.
“Sudah ada itu ukurannya kalau punya a,b,c,d UKT nya berapa. Jadi mahalnya mahasiswa itu udah dihitung relatif,” pungkasnya.
Aksi ini berjalan dengan damai dan diakhiri tanpa keributan. Untuk tuntutan-tuntutan ini selanjutnya akan dibahas di diskusi Coffee Rektor yang setiap bulan dilaksanakan, untuk mengadvokasi keluhan-keluhan mahasiswa di kampus. Untuk bulan selanjutnya diskusi akan dilakukan dengan pihak keuangan
Sumber dari: https://radarmalang.id/peringati-hardiknas-aliansi-mahasiswa-um-demo/