Pengukuhan Guru Besar, UM Tambah Lagi Empat Profesor
Pengukuhan Guru Besar, UM Tambah Lagi Empat Profesor
MALANG KOTA – Jumlah dosen yang menyandang gelar profesor (prof) di Universitas Negeri Malang (UM) bertambah lagi.
Hari ini (5/12), UM menggelar Sidang Terbuka Senat Akademik Pengukuhan Guru Besar di Aula Gedung Kuliah Bersama (GKB) A19 Lantai 9.
Keempat guru besar tersebut berasal dari tiga fakultas.
Yakni Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), Fakultas Sastra (FS), dan Fakultas Ilmu Sosial (FIS). (*)
Kemitraan Lintas Sektor Berperan dalam Pembangunan
ERA disrupsi saat ini membuat kemitraan lintas sektor menjadi kunci penting dalam menciptakan kebijakan yang relevan, adaptif, dan berkelanjutan.
Hubungan antara pemerintah, swasta, akademisi, masyarakat, dan media massa menjadi kuncinya.
Prof Dr Sri Untari MSi dalam pidato pengukuhannya, kemitraan dalam kebijakan publik terbukti dapat menjembatani kesenjangan dalam pengembangan pelayanan publik dan pembangunan daerah.
”Penelitian ini melibatkan beberapa wilayah, termasuk Kota Malang, Kabupaten Magetan, Kota Kediri, dan Kabupaten Banyuwangi,” tuturnya.
Penelitiannya berfokus pada tiga bidang utama.
Yakni digitalisasi layanan publik, pembangunan desa berbasis kemitraan, dan pendidikan.
Di Kota Malang dan beberapa daerah lainnya, kemitraan dalam penerapan e-government meningkatkan efisiensi hingga 45 persen.
Kemitraan di desa juga berhasil meningkatkan pendapatan desa hingga 70 persen.
Sementara di bidang pendidikan, kolaborasi antara sekolah dan masyarakat meningkatkan antusiasme siswa.
Ia merekomendasikan agar pemerintah memperkuat kemitraan melalui regulasi yang mendukung, peningkatan kapasitas manajemen, serta pemanfaatan teknologi untuk transparansi dan akuntabilitas.
Dengan langkah ini, diharapkan kebijakan publik dapat lebih adaptif dan berdampak positif bagi masyarakat. (dur/adn)
Dunia Akuntansi Tidak Selalu Seputar Angka
DALAM pidato pengukuhannya, Prof Ani Wilujeng Suryani PhD menjelaskan mengenai persepsi dunia akuntansi tak selalu berhubungan dengan angka.
Akuntansi terlibat juga dengan perilaku, penilaian, keputusan, respons kognitif, dan fisiologikal individu atau organisasi atas informasi dan pengungkapan akuntansi.
Guru besar bidang Akuntansi Keuangan dan Keperilakuan tersebut menjelaskan bahwa Akuntansi Keperilakuan menganalisis persepsi pemangku kepentingan (individu maupun organisasi) dalam mempengaruhi akuntansi dan kebijakan pengungkapannya.
Artinya, tidak terbatas pada akuntansi keuangan, corporate social responsibility, dan sustainability dalam pengambilan keputusan keuangan.
”Secara garis besar terdapat empat hal yang diungkap oleh peneliti dalam pendalaman terhadap bidang ilmunya,” tutur Prof Ani.
Dengan demikian, akuntansi adalah bahasa bisnis yang menjembatani komunikasi antara perusahaan dengan stakeholders.
Di mana produk akuntansi dapat menciptakan atau meningkatkan nilai perusahaan. (dur/adn)
Pentingnya Literasi Informasi Bohong di Era Digital
MELALUI pidato pengukuhannya yang berjudul Pengembangan Literasi Informasi Bohong untuk Masyarakat, Prof Dr Roekhan MPd menjelaskan mengenai pentingnya literasi informasi bohong untuk mengurangi dampak negatif dari informasi yang tidak dapat dipercaya.
Menurut Guru Besar Bidang Kajian Teks dan Pembelajarannya tersebut, informasi bohong adalah berita yang salah atau direkayasa dan bisa menyebabkan kebingungan hingga merugikan masyarakat.
Seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi internet, informasi bohong tersebar dengan cepat di media sosial.
Selama pandemi Covid-19, Indonesia tercatat menghadapi 3 hingga 6 informasi bohong setiap harinya yang beredar melalui berbagai platform.
”Untuk melawan penyebaran informasi bohong, literasi informasi yang kritis menjadi sangat penting,” tuturnya.
Masyarakat perlu memiliki kemampuan untuk menilai kebenaran informasi dengan cara memeriksa sumber, konteks, dan akurasinya.
Pendidikan literasi informasi bohong di sekolah maupun pelatihan untuk masyarakat luas sangat dibutuhkan.
Selain itu, dia juga menegaskan pentingnya kerja sama antara pemerintah dan masyarakat dalam menangkal informasi bohong tersebut.
Upaya bersama ini diharapkan dapat menciptakan masyarakat Indonesia yang melek informasi, kritis terhadap sumber berita, dan mampu melindungi diri dari ancaman informasi bohong. (dur/adn)
Teliti Makna Tarian lewat Tiga Elemen
SENI tari tak hanya sekadar hiburan.
Tapi juga punya banyak makna mendalam.
Prof Dr Robby Hidajat MSn dalam pidato pengukuhannya yang berjudul Membaca Struktur-Simbolik Seni Tari, Studi Bentuk, Relasi, dan Imajinasi dalam Memahami Makna Tari mencoba menjelaskan makna mendalam yang terkandung dalam gerakan, kostum, dan formasi tari.
Dalam penelitiannya selama lebih dari 20 tahun, dia mengkaji berbagai seni tari.
Seperti Wayang Topeng di Malang, Ramayana di Indonesia, Malaysia, dan Thailand, serta Zapin Melayu.
Dengan teori membaca struktur simbolik tari, terfokus pada tiga elemen utama.
Yakni bentuk, relasi, dan imajinasi konotatif. Elemen bentuk mencakup gerakan dan kostum yang mencerminkan filosofi kehidupan.
Relasi mengkaji interaksi antara penari dan penonton, sementara imajinasi konotatif mengungkap makna emosional dan budaya yang berbeda beda bagi setiap penonton.
”Penelitian ini menunjukkan bahwa seni tari tidak hanya sebagai hiburan, tetapi juga sebagai sarana untuk memahami nilai-nilai filosofis, sosial, dan spiritual masyarakat pemangkunya,” terangnya.
Dengan membaca struktur simbolik, masyarakat dapat lebih menghargai seni tari sebagai bagian dari kebudayaan yang kaya makna.
Serta memperdalam apresiasi terhadap nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya. (dur/adn)
Sumber|https://radarmalang.jawapos.com/pendidikan/815388447/pengukuhan-guru-besar-um-tambah-lagi-empat-profesor?page=all