Mahasiswa Universitas Negeri Malang Bikin Platform Edukasi & Micro Conselling Cegah Anxiety Disorder
Mahasiswa Universitas Negeri Malang Bikin Platform Edukasi & Micro Conselling Cegah Anxiety Disorder
SURYAMALANG.COM, MALANG – Tim mahasiswa Universitas Negeri Malang (UM) dari S1 Teknik Informatika Fakultas Teknik baru saja menang di lomba inovasi yang diadakan pada 28-31 Agustus 2024 dalam acara The 11th Indonesia Inventors Day di Bali.
Mereka dari mahasiswa angkatan 2021 dan 2022. Menurut ketua tim, Azyaria Aditya Krisna Moeljono, timnya menciptakan platform edukasi dan mikro konseling untuk mencegah anxiety disorder terutama pada siswa sekolah.
Tim ini mendapat tiga penghargaan yaitu medali emas, special award dari WIPA (World Invention Intellectual Property Associations) dan mendapatkan peluang inkubasi.
“Produk kami berupa website, dimana dalam web ini terdapat fitur utama. Pertama ada fitur emotion detection yang digunakan untuk melihat mood/perasaan siswa dari mimik wajahnya. Jadi akan diketahui bagaimana perasaan siswa itu. Misalkan cemas, sedih, senajg atau bahagia,” jelasnya pada SURYAMALANG.COM, Selasa (3/9/2024).
Dalam website itu juga terdapat generative AI untuk memberikan dukungan atau saran dari emosi siswa tersebut.
“Jadi ketika emosi siswa terdeteksi cemas atau sedih, maka generative AI akan memberi support dengan kata-kata yang membangun dari kondisi siswa tersebut.”
“Juga terdapat fitur materi dan kuis untuk menguji untuk meningkatkan pemahaman siswa akan kesehatan mental mereka,” kata cowok ini.
Selain itu juga ada fitur konsultasi bersama pakar. Maka siswa dapat melakukan mikro konsultasi bersama pakar.
“Saat ini kami bekerjasama dengan dosen BK UM. Latar belakangnya terciptanya inovasi ini berawal dari salah satu teman kampus mereka yang sering mengalami gangguan kecemasan.”
“Ini juga didukung data WHO bahwa 7 dari 10 siswa atau remaja usia 10 sampai 19 tahun mengalami gangguan kecemasan,” tandasnya.
Juga data dari Global World Survey menyatakan bahwa lebih dari 40 persen siswa mengalami gangguan kecemasan.
Kegiatan di Hotel Aston Bali penyelenggaranya adalah Innopa. Inovasi mereka pernah diujicobakan terbatas pada siswa di SMKN 10 Malang. Antara lain menguji tingkat pemahamannya bagaimana tingkat efektiVitasnya.
“Ke depannya kami akan melakukan kerjasama dengan lembaga lainnya seperti instansi pemerintah, lembaga pendidikan dan kesehatan. Selama ini kan masih kerjasama dengan dosen BK UM,” katanya.
Saat di lomba, juri merespons positif pada inovasi ini. Apalagi masalah ini urgensi untuk diatasi sekarang sehingga dapat medali.
Sedang dosen pembimbing mereka Prof Dr Ir Syaad Patmanthara MPd menjelaskan bahwa mahasiswa menemukan persoalan terkait kecemasan dan bagaimana kecemasan bisa digunakan oleh individu.
“Dengan website ini, anak bisa tahu ia cemas atau tidak. Karena disana ada AI. Di mana ada kamera dan difoto serta melaporkan kita seperti apa,” kata Prof Syaad.
Menurut dia, apa yang dikerjakan mahasiswa sebagai inovasi. Inovasi ini bagian dari pengembangan di UM.”
“Adanya kasus itu nyata. Setiap hari ada yang mengalami kecemasan. Mau ke dokter butuh uang. Akhirnya dibuat aplikasi ini,” katanya.
Gangguan berupa kecemasan ada di sekolah dan kampus juga masyarakat.
Dengan adanya ini, maka anak-anak bisa menilai sendiri bagaimana kondisinya.
“Saya katakan ini belum sempurna. Saya rencana bertemu Pak Rektor agar ini dipatenkan UM dan dikembangkan lagi.”
“Jadi ini bisa jadi contoh pengembangan inovasi UM dan bisa dipakai sekolah-sekolah. Ini juga bisa diikutkan lagi lomba dengan pengembangan yang lebih komplek,” pungkasnya.
Sumber| https://suryamalang.tribunnews.com/2024/09/03/mahasiswa-universitas-negeri-malang-bikin-platform-edukasi-micro-conselling-cegah-anxiety-disorder?page=all.