Mahasiswa S2 Dikdas UM Gagas E Comic Audio Dua Bahasa Bahas Anti Bullying dan Budaya Lokal Malang

 

SURYAMALANG.COM, MALANG – Mahasiswa S2 Pendidikan Dasar (Dikdas) Universitas Negeri Malang (UM) menggagas e comic dengan audio dua bahasa tentang anti bullying dan budaya lokal Malang.

Hal ini disosialisasikan pada siswa di SDN Jatimulyo 3 Kota Malang, Selasa (20/8/2024). Ini merupakan kegiatan pengabdian mahasiswa UM. Umi Nahdhiah, Ketua Pelaksana kegiatan menjelaskan jika timnya mengajukan komik digital  yang mengangkat anti bullying.

“Harapannya bisa mengedukasi anak-anak bagaimana jika ia kena bully, ada temannya dibully seperti apa. Maka ini bisa mengajarkan empati ke teman-teman.”

“Selain itu kami mengangkat budaya Malang selain menyampaikan pesan moral bullying. Juga menyelipkan wawasan budaya lokalnya,” jelas Nahdhiah kepada SURYAMALANG.COM di sela kegiatan.

Mahasiswa S2 Dikdas UM Gagas E Comic Audio Dua Bahasa Bahas Anti Bullying dan Budaya Lokal Malang

SURYAMALANG.COM/Sylvianita Widyawati/Kegiatan pengabdian pada masyarakat dilakukan tim mahasiswa S2 Pendidikan Dasar Universitas Negeri Malang (UM) dengan menguatkan pendidikan karakter anti bullying melalui e comic dua bahasa di SDN Jatimulyo 3 Malang, Selasa (20/8/2024). 

Selain itu dalam cerita juga ada insightnya seperti Topeng Malangan, Candi Singosari dimasukkan dalam ceritanya.

Komik ini dihadirkan dalam dua bahasa, yaitu Bahasa Indonesia dan Jawa. Alasan memilih Bahasa Jawa karena sekarang sudah mulai memudar pada generasi muda pada Bahasa Jawa kromo inggil.

“Kita mengingatkan itu pada anak-anak. Komiknya digital. Jadi ada audionya. Tak hanya membaca tapi juga suaranya,” kata dia.

Tokoh utamanya Ardi, korban bullying. Ia digambarkan sebagai anak tukang tambal ban. Karena pekerjaan ayahnya, ia jadi korban bully di sekolah.

Ada salah satu temannya  yang kerap melakukan itu bernama Devan. Satu geng ada empat anak yang kerap membully Ardi. Pada klimaknya, Devan ini sadar jika perbuatannya salah.

Dan pekerjaan bapak Ardi meski hanya tambal ban tapi berguna buat masyarakat. “Maka pesannya tidak boleh meremehkan pekerjaan,” tandas dia. Sejauh ini tidak ada kesulitan membuat komik ini.

“Tantangannya adalah bagaimana membuat ceritanya yang kontekstual dengan anak-anak. Sehingga pesannya tak menggurui mereka,” kata Nadhiah.

Alasan memilih tema ini karena pembulian adalah isu paling krusial sampai sekarang. Bahkan orang dewasa saja mengalami. Jumlah halaman di komik ini ada 58 halaman.

“Saya yang menulis ceritanya dan voice over diisi tim kita. Ilustrasinya bekerjasama dengan ilustrator,” katanya.

Komik digital ini dijadikan versi aplikasi di HP dan web dalam bentuk link. Kepala SDN Jatimulyo 3 Malang, Sri Widayati menjelaskan jika sekolahnya termasuk sekolah penggerak dengan kontrak tiga tahun. Sebagai sekolah penggerak, setiap satu semester ada tema yang diangkat.

“Kami pernah mengambil tema anti bullying di tahun pertama. Dengan kedatangan mahasiswa S2 UM ke sekolah kami, maka makin memantapkan kita terutama anak-anak bahwa bully itu harusnya tidak ada,” papar Bu Ida, panggilan akrabnya.

Namun ia menyadari bahwa hal itu tidak bisa tuntas sama sekali. “Kita kepinginnya setiap sekolah tidak ada bully atau anti bullying,” jawabnya.

Sejak tahun lalu, di sekolah ini sudah ada satgas bulliying. “Saya menyambut baik sekali dan bersyukur adanya kegiatan ini,” pungkasnya.

Tim mahasiswa lainnya adalah Sijah Mariani dan Muhammad Aidi Noor Ihsan. Jika komik digital ini diaplikasikan ke siswa SD untuk siswa kelas atas.

Sumber|https://suryamalang.tribunnews.com/2024/08/20/mahasiswa-s2-dikdas-um-gagas-e-comic-audio-dua-bahasa-bahas-anti-bullying-dan-budaya-lokal-malang.