Insersi Budaya Nusantara dalam Layanan Bimbingan Konseling untuk Penguatan Identitas Diri Remaja Indonesia

Rabu, 6 September 2023 | 10:40 WIB

 

Prof. Dr. Muslihati, S.Ag., M.Pd

Guru Besar dalam Bidang Ilmu Bimbingan dan Konseling Multibudaya pada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang

Layanan Bimbingan dan Konseling mengemban amanah membantu peserta didik agar mampu memahami diri, memahami lingkungan, merencanakan studi dan karir untuk mencapai kemandirian dan adaptabilitas yang mumpuni. BK berkomitmen membantu proses pengembangan kapabilitas peserta didik agar mampu mengelola diri dalam meraih pencapaian terbaik sesuai potensi diri dan selaras harapan lingkungan. 

Prof. Dr. Muslihati, S.Ag., M.Pd

Secara spesifik layanan BK berorientasi membantu proses pemahaman diri, penguatan identitas diri sebagai pribadi religius dan cinta Allah SWT, menyadari pentingnya berperilaku etis dan memegang prinsip kebaikan, memiliki kematangan emosi dan mampu mengelola dinamika gejolak psikologisnya, memiliki kesadaran tanggung jawab sosial sehingga luwes beradaptasi dengan situasi kontekstual apa pun dan di mana pun, menyadari identitas dan peran gendernya sesuai ketentuan religi dan sosial, menjadi pembelajar aktif sepanjang hayat dan berupaya melakukan pengembangan diri secara berkesinambungan, menyiapkan kemandirian finansial melalui perilaku kewirausahaan dan perilaku ekonomis yang berguna, memperkukuh wawasan dan kesiapan karier, mengembangkan kematangan hubungan dengan teman sebaya, dan menata kesiapan diri untuk menikah dan berkeluarga.

Berkontribusi dalam penyiapan remaja unggul dan berkualitas merupakan misi penting layanan BK saat ini. Upaya tersebut untuk menyambut momentum bonus demografi tahun 2030- 2040. Remaja unggul mampu membantu memahami, menyadari dan meneguhkan identitas; wujud pemahaman dan penilaian terhadap dirinya sendiri sebagai pribadi unik dan berbeda dari orang lain yang sering diekspresikan melalui kalimat “Who am I”. Identitas diri menentukan eksistensi diri seseorang, orientasi dan pilihan hidup serta peran dan pola interaksi interpersonal. Remaja yang telah menemukan identitasnya mampu menyadari eksistensi diri, identitas religinya, orientasi seksual, aspirasi, pilihan karir, pilihan komunitas, tujuan masa depan dan hal-hal yang perlu diantisipasi. Dia mampu mengenali kualitas diri dan memprediksi kemampuannya. Dengan demikian mereka akan lebih percaya diri, bangga pada kualitas diri dan yakin pada rencana masa depannya.

Penguatan identitas diri remaja dapat dilakukan melalui internalisasi nilai-nilai religi dan budaya yang akan membentuk keyakinan, pola pikir, cara pandang, dam orientasi hidupnya. Proses tersebut menjadi misi pendidikan dan pembelajaran yang bukan hanya penyampaian materi bidang studi, namun internalisasi nilai (transfer of values) sebagai fondasi karakter, demikian pula dengan misi layanan bimbingan dan konseling.

Layanan bimbingan dan konseling, merupakan peristiwa budaya yang dalam interaksi multibudaya. Dalam konteks konseling, terjadi interaksi antar ras dan etnik, jenis kelamin dan gender, status dan kelas sosial ekonomi, orientasi seksual dan status pernikahan, pekerjaan, dimensi geografis, ability dan disability, agama dan usia, budaya, serta letak geografis. Relasi edukasional dan terapiutik, mempertemukan kekhasan budaya guru BK atau konselor dengan budaya peserta didik atau konseli. Budaya mewarnai rumusan teori dan prosedur bimbingan dan konseling yang menjadi “alat kerja” bagi konselor dalam melaksanakan pelayanannya agar proses layanan bimbingan dan konseling menjadi lebih bermakna. Upaya tersebut dapat dilakukan melalui insersi budaya dalam layanan BK. 

Insersi budaya dalam layanan BK adalah upaya menyisipkan muatan nilai-nilai dan warisan budaya sesuai dengan karakteristik peserta didik atau konseli ke dalam teknik dan materi BK dengan tujuan memaksimalkan keberhasilan layanan BK.  Insersi nilai-nilai budaya Nusantara dalam layanan BK menjadi wujud nyata implementasi layanan konseling multibudaya khas Indonesia, di mana terjadi upaya pengintegrasian kekayaan nilai budaya ke dalam prosedur layanan bantuan baik bimbingan maupun konseling khas Barat. Dengan layanan BK sedemikian maka layanan BK akan mengantarkan remaja Indonesia menemukan identitas dirinya dengan berpijak pada budaya asalnya, budaya Nusantara.(microsite)

Sumber|https://radarmalang.jawapos.com/pendidikan/812930284/insersi-budaya-nusantara-dalam-layanan-bimbingan-konseling-untuk-penguatan-identitas-diri-remaja-indonesia