Guru Besar UM Prof Dr Sumarmi: Indonesia Harus Lepas dari Impor Pangan Sebelum 2045!
Guru Besar UM Prof Dr Sumarmi: Indonesia Harus Lepas dari Impor Pangan Sebelum 2045!
Malang (beritajatim.com) – Guru Besar Geografi Lingkungan Universitas Negeri Malang (UM), Prof. Dr. Sumarmi, M.Pd., menegaskan pentingnya kedaulatan pangan untuk mewujudkan Indonesia mandiri. Menurutnya Indonesia memiliki potensi besar untuk mandiri dalam pangan.
“Namun tantangan seperti alih fungsi lahan dan ketergantungan impor masih menjadi hambatan,” ungkap Prof. Sumarmi kepada beritajatim.com, Selasa (10/12/2024)
Penulis buku Ketahanan Pangan Secara Berkelanjutan yang diterbitkan Baskara Media pada 2024 bersama tim ini menyampaikan bahwa beberapa komoditas utama seperti beras, jagung, dan kedelai masih memerlukan perhatian serius.
Beras, misalnya, pemuliaan bibit unggul, pemupukan, dan pembangunan bendungan menjadi prioritas untuk meningkatkan produksi. Namun, lahan pertanian terus menyusut akibat alih fungsi untuk perumahan dan pembangunan infrastruktur.
“Jagung itu membutuhkan lahan kering yang potensial belum dimanfaatkan optimal, karena petani kurang tertarik akibat rendahnya nilai jual.
Sementara kedelai atau budidaya edamame mulai berkembang di beberapa wilayah, namun perlu didorong lebih luas untuk memenuhi kebutuhan domestik,” ujar dosen dari Fakultas Ilmu Sosial (FIS) UM ini.
Selain itu, sektor perikanan menjadi salah satu peluang besar melalui penerapan konsep blue economy. Dengan wilayah perairan yang luas, Indonesia dapat memaksimalkan hasil laut untuk mendukung kedaulatan pangan.
Prof. Sumarmi juga menekankan perlunya menghidupkan kembali Sumber Daya Genetik (SDG) pangan lokal seperti singkong, ubi, talas, dan ganyong. “Pangan lokal ini bisa diolah dengan gaya modern yang menarik untuk Generasi Z dan Alpha. Diversifikasi pangan menjadi kunci untuk mengurangi ketergantungan pada impor,” tambahnya.
Dalam kaitannya dengan program makan siang gratis yang dicanangkan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming, Prof. Sumarmi menyebutkan bahwa diversifikasi pangan lokal sangat penting. “Program ini membutuhkan dukungan dari berbagai komoditas utama yang sudah ada, sekaligus inovasi dari SDG pangan lokal untuk memastikan keberlanjutan,” ujarnya.
Menjawab pertanyaan tentang kapan Indonesia bisa mandiri, Prof. Sumarmi optimistis hal ini dapat diwujudkan dalam Indonesia Emas 2045. Namun, ia juga mengingatkan bahwa ketergantungan pada impor tepung terigu masih menjadi tantangan.
“Kita perlu menggali inovasi dari pangan lokal untuk menggantikan tepung terigu. Dengan upaya yang tepat, kedaulatan pangan bisa tercapai lebih cepat,” katanya.
Menurut Prof. Sumarmi, implementasi konsep Green Economy dan Blue Economy harus terus didorong melalui sinergi antara akademisi, pemerintah, dan masyarakat. Dengan kolaborasi yang baik, Indonesia tidak hanya bisa memenuhi kebutuhan domestik, tetapi juga menjadi negara yang benar-benar berdaulat dalam pangan. [dan/aje]
Sumber|https://beritajatim.com/guru-besar-um-prof-dr-sumarmi-indonesia-harus-lepas-dari-impor-pangan-sebelum-2045