Guru Besar UM: Kebangkitan Pangan Lokal Kunci Kedaulatan Pangan Indonesia

Guru Besar UM: Kebangkitan Pangan Lokal Kunci Kedaulatan Pangan Indonesia

Malang (beritajatim.com) – Kedaulatan pangan Indonesia tidak hanya bergantung pada produksi komoditas utama seperti beras, jagung, dan kedelai, tetapi juga pada kebangkitan pangan lokal yang pernah menjadi andalan nenek moyang. Hal ini disampaikan oleh Guru Besar Geografi Lingkungan Universitas Negeri Malang (UM), Prof. Dr. Sumarmi, M.Pd.

Prof. Sumarmi mengajak masyarakat untuk kembali memanfaatkan Sumber Daya Genetik (SDG) pangan lokal seperti singkong, talas, dan ubi jalar sebagai solusi ketahanan pangan yang berkelanjutan.

“Indonesia pernah kaya dengan sumber pangan seperti singkong, uwi, ganyong, dan berbagai jenis talas. Kini, bahan-bahan tersebut bisa diolah secara modern untuk memenuhi selera generasi muda, sekaligus mendukung kemandirian pangan,” jelas Prof. Sumarmi.

Menurut Prof. Sumarmi, diversifikasi pangan berbasis bahan lokal merupakan langkah strategis untuk mengurangi ketergantungan pada impor. Selain itu, pengembangan sektor perikanan melalui konsep blue economy dapat menjadi pilar tambahan kedaulatan pangan, mengingat potensi besar perairan Indonesia.

Namun, alih fungsi lahan pertanian, rendahnya nilai jual komoditas seperti jagung, dan terbatasnya budidaya kedelai masih menjadi tantangan. “Intensifikasi pertanian, seperti pemuliaan bibit unggul dan pembangunan irigasi, penting untuk meningkatkan produksi. Di sisi lain, kita juga harus fokus pada pangan lokal sebagai alternatif,” tambahnya.

Baca Juga:  Cedera, Kiper Brasil Ini Harus Tinggalkan Arema FC Dua Pekan

Prof. Sumarmi juga menilai program makan siang gratis yang diusung Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming dapat memanfaatkan inovasi pangan lokal. “Jika komoditas lokal diolah secara kreatif, ini tidak hanya mengurangi impor, tetapi juga mendukung perekonomian petani,” ujarnya optimis.

Ia menekankan pentingnya kolaborasi antara akademisi, pemerintah, dan masyarakat dalam menerapkan konsep Green Economy dan Blue Economy demi keberlanjutan pangan.

Prof. Sumarmi percaya Indonesia dapat mencapai kedaulatan pangan sebelum 2045, meskipun tidak sepenuhnya bebas impor. “Jika kita mampu mengolah bahan lokal seperti singkong dan talas menjadi produk substitusi tepung terigu, ketergantungan impor bisa berkurang signifikan,” katanya.

Dengan inovasi, diversifikasi, dan dukungan kebijakan yang tepat, kebangkitan pangan lokal menjadi langkah strategis menuju masa depan Indonesia yang mandiri. [dan/beq]

Sumber|https://beritajatim.com/guru-besar-um-kebangkitan-pangan-lokal-kunci-kedaulatan-pangan-indonesia