EcoPure Soap, Sabun Antiseptik dari Sisa Sayur dan Kulit Buah karya Mahasiswa UM

Rabu, 17 Juli 2024 – 09:51 | 8.38k

TIMESINDONESIA, MALANG – Lima mahasiswa Universitas Negeri Malang mengembangkan sabun ramah lingkungan, berupa sabun antiseptik bernama EcoPure Soap dari limbah organik, sayur dan buah.

Kelima mahasiswa  tersebut adalah Risa Nur Kummala dari S1 Pendidikan Fisika/2023,  Norrist Aisyah dari S1 Biologi/2023, Elsa Isnaini Putri dari S1 Akuntansi/2023, Beta Jihan Pangestu dari S1 Pendidikan Fisika/2023, dan Syarifah Ummu Zakiyah dari S1 Bahasa dan Sastra Inggris/2023 .

Lima mahasiswa Universitas Negeri Malang mengembangkan sabun ramah lingkungan, dari limbah organik, sayur dan buah. (Foto: dok UM)

Lima mahasiswa Universitas Negeri Malang mengembangkan sabun ramah lingkungan, dari limbah organik, sayur dan buah. (Foto: dok UM)

EcoPure Soap berbahan dasar ekoenzim dengan yang dipadukan dengan surfaktan Metil Ester Sulfonat (MES). Ekoenzim  ini mengandung antiseptik yang tidak menyebabkan kulit kering, selain itu untuk menambah  kandungan pada EcoPure Soap, juga ditambahkan antioksidan yang yang berasal dari ekstrak bunga telang untum menambah nilai fungsi EcoPure Soap, yaitu menjaga kulit dari bahaya radikal bebas.

“Adanya pengolahan sisa sampah rumah tangga menjadi ekoenzim sebenarnya sudah ditemukan sejak lama, namun pemanfaatan ekoenzim hanya digunakan untuk pupuk. Padahal ekoenzim mengandung antiseptik yang menyehatkan tubuh dan tidak menyebabkan kulit kuring. Oleh karena itu, mendorong kami untuk membuat sabun dari ekoenzim,” kata Risa Nur Kummala Ketua Tim EcoPure Soap kepada TIMES Indonesia, Senin (15/7/2024).

Pengembangan EcoPure Soap ini dilatar belakangi oleh sebagian besar permasalahan  lingkungan disebabkan oleh limbah, utamanya limbah organik rumah tangga.

“Limbah rumah tangga, seperti sisa sayuran, sisa kulit buah dapat difermentasi dan menghasilkan  Ekoenzim yang kaya antiseptik,” ucapnya.

Kandungan antiseptik berbahan alami ini sangat cocok untuk dijadikan bahan dasar pembuatan sabun alami yang tidak menyebabkan kulit kering. Mengingat, sabun antiseptik di pasaran yang terjual selama ini mengandung triclosan yang menyebabkan kulit kering.

Tidak hanya itu, mempertimbangkan hal yang masih berkaitan dengan kesehatan lingkungan, sabun yang selama ini dijual mengandung Sodium Lauryl Sulfat (SLS), surfaktan yang sangat berbahaya untuk lingkungan.

Hal itu, kembali memunculkan  inovasi untuk menciptakan sabun alami yang ramah lingkungan  dengan menggunakan surfaktan Metil Ester Sulfonat (MES) yang berbahan alami dari minyak kelapa. (*)

Sumber|https://timesindonesia.co.id/tekno/502846/ecopure-soap-sabun-antiseptik-dari-sisa-sayur-dan-kulit-buah-karya-mahasiswa-um