Dukung Industri Tape Lokal, Dosen UM Kembangkan Teknologi Pengolahan Limbah Ketela

Malang, SERU.co.id – Dosen FEB UM kembangkan teknologi pengolahan limbah ketela menjadi gaplek di Desa Banjarsari, Kecamatan Ngajum, Kabupaten Malang. Selain mendukung industri tape, upaya pengolahan limbah ini dilakukan untuk meminimalkan dampak pencemaran lingkungan. Proyek ini diharapkan meningkatkan rasa kepemilikan dan kebanggaan terhadap produk lokal.

Kaprodi S1 Pendidikan Tata Niaga Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Negeri Malang (FEB UM), Rachmat Hidayat MPd mengatakan, pengembangan teknologi pengolahan limbah organik penting untuk mencapai swasembada bahan baku industri. Proyek ini pertama kali diimplementasikan dalam pengolahan limbah ketela di Desa Banjarsari, Kecamatan Ngajum, Kabupaten Malang.

Dukung Industri Tape Lokal, Dosen UM Kembangkan Teknologi Pengolahan Limbah Ketela

Para peserta saat mengikuti pelatihan pengolahan limbah ketela di industri tape Desa Banjarsari. (foto: ist)

“Berfokus pada daur ulang limbah ketela menjadi gaplek, proyek ini bertujuan mendukung industri tape setempat. Peluncuran produk gaplek ini tidak hanya terhenti pada tahap produksi, tetapi mencakup strategi pemasaran dan branding modern. Melalui platform media sosial, masyarakat Desa Banjarsari dilatih memasarkan produk secara efektif dan menjangkau konsumen lebih luas di luar wilayah desa,” seru Rachmat.

Dukung Industri Tape Lokal, Dosen UM Kembangkan Teknologi Pengolahan Limbah Ketela

Beberapa peralatan untuk pengolahan limbah ketela menjadi produk gaplek. (foto:ist)

Rachmat melanjutkan, proyek ini dimulai dengan identifikasi limbah ketela yang dihasilkan industri tape lokal. Limbah tersebut diolah menjadi gaplek, produk ketela kering bernilai jual tinggi. Menggunakan teknologi fermentasi dan pengeringan ramah lingkungan.

“Proses pengolahannya dimulai dengan pemotongan ketela menjadi irisan tipis, kemudian difermentasi. Setelahnya, ketela dikeringkan menggunakan oven khusus hingga mencapai kadar air ideal. Gaplek kemudian dikemas kemasan menarik untuk meningkatkan daya tarik pasar,” jelasnya.

Inovasi ini diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa Banjarsari melalui pengelolaan limbah lebih efisien dan ekonomis. Proyek ini tidak hanya berdampak pada aspek ekonomi, tetapi juga sosial. Keterlibatan langsung masyarakat dalam setiap tahap proyek meningkatkan rasa kepemilikan dan kebanggaan terhadap produk lokal.

“Interaksi dan kolaborasi intensif terjadi antara para pengrajin tape. Khususnya wanita dan pemuda, sehingga memperkuat jaringan sosial dan mendukung satu sama lain dalam berbagi pengetahuan,” ungkapnya.

Terakhir, Rachmat berharap proyek ini dapat mengubah cara pandang terhadap limbah organik menjadi sumber daya berharga. Limbah ketela yang sebelumnya tidak bernilai kini menjadi simbol transformasi dan keberlanjutan.

“Pada akhirnya, proyek ini mendukung visi swasembada bahan baku industri tape Desa Banjarsari dan pembangunan lebih ramah lingkungan,” pungkasnya. (afi/ono)

Sumber|https://seru.co.id/168754-dukung-industri-tape-lokal-dosen-um-kembangkan-teknologi-pengolahan-limbah-ketela