Dosen UM Gagas Inovasi Sabun Madu Organik

Oleh: Hanum Oktavia Editor: Syamsuddin 16 Jul 2024 – 13:45 Malang
KBRN, Malang : Dosen Universitas Negeri Malang (UM), Ajeng Daniarsih, S.Si., M.Si., dan tim menggagas inovasi yang menggabungkan pemanfaatan sumber daya lokal dengan teknologi ramah lingkungan, berupa sabun madu organik yang kaya akan probiotik dan antibakteri.
Inovasi ini dilakukannya di Kampung Madu, Kediri Desa Bringin, Kabupaten Kediri. Kawasan ini dikenal dengan industri peternakan madu yang substansial namun belum banyak termanfaatkan secara optimal. 
 
Ajeng mengungkapkan, inovasi ini bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah produk madu melalui diversifikasi produk. 
 
Dosen UM Gagas Inovasi Sabun Madu Organik

Tim dosen UM melakukan serangkaian edukasi dan promosi melalui demo produksi, dan kampanye edukasi tentang manfaat produk organik dan ekologi (Foto: Istimewa)

 
“Sabun madu yang kami kembangkan ini mengutamakan keaslian dan kualitas, sabun ini dibuat dari madu organik pilihan yang diproduksi langsung oleh peternak madu lokal,” kata Ajeng, Selasa (16/7/2024).
 
Menurutnya, keunikan sabun ini terletak pada kandungan probiotik dan antibakterinya yang tinggi, menjadikannya tidak hanya baik untuk perawatan kulit tetapi juga mendukung upaya pelestarian lingkungan melalui penggunaan bahan-bahan alami yang ramah lingkungan. 
 
“Proses produksi sabun ini kami rancang untuk memastikan bahwa semua manfaat esensial dari madu dapat terjaga. Kami menerapkan metode produksi yang meminimalisir kerusakan pada kandungan nutrisi madu, sekaligus memastikan bahwa aktivitas antibakteri dan probiotiknya tetap efektif. Hal ini menjadi penting mengingat keunggulan utama dari produk ini adalah manfaat kesehatan dan kelestariannya,” jelas Ajeng.
Selain menciptakan inovasi sabun madu, dalam rangka meningkatkan kesadaran dan penerimaan pasar terhadap sabun madu organik ini, tim dosen ini juga melakukan serangkaian edukasi dan promosi melalui demo produksi, dan kampanye edukasi tentang manfaat produk organik dan ekologi, serta pentingnya mendukung produk lokal untuk pemberdayaan ekonomi masyarakat. 
 
“Pengembangan produk ini juga melibatkan kerja sama erat dengan masyarakat lokal, khususnya para peternak madu di Desa Bringin. Melalui kerja sama ini, peternak tidak hanya menjadi pemasok bahan baku, tetapi juga dilibatkan dalam proses produksi dan pemasaran,” ujarnya.
 
Ia menambahkan, kegiatan ini membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat yang tidak hanya meningkatkan pendapatan, tetapi juga memperkuat ketahanan ekonomi masyarakat desa. 
 
“Proyek ini telah mendapat dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah lokal dan beberapa lembaga non-pemerintah yang berfokus pada pengembangan usaha kecil dan pelestarian lingkungan,” kata dia. (Luthfi Maulida Rochmah – Mahasiswa UM)
 
Sumber|https://www.rri.co.id/iptek/829640/dosen-um-gagas-inovasi-sabun-madu-organik