Dosen FK UM Gelar Pelatihan dan Pendampingan Keluarga Berisiko Stunting di Pakisaji

05 – Aug – 2024, 13:35

JATIMTIMES – Stunting merupakan masalah kesehatan yang menjadi isu prioritas nasional. Kondisi ini disebabkan oleh kekurangan gizi, infeksi berulang, dan lingkungan yang tidak mendukung pertumbuhan optimal. 

Salah satu upaya pencegahan stunting adalah pendekatan kepada keluarga berisiko stunting, yaitu keluarga yang memiliki satu atau lebih faktor risiko stunting.

Placeholder

Suasana pelatihan kepada kader PKK Kecamatan Pakisaji. (Foto: istimewa)

Menurut data BKKBN tahun 2023, terdapat 11,3 juta keluarga berisiko stunting dari 72,5 juta keluarga di Indonesia, atau sekitar 16% keluarga di Indonesia masuk kategori berisiko stunting. Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang, merupakan salah satu daerah dengan prevalensi stunting yang cukup tinggi.

Data Dinkes Kabupaten Malang pada akhir tahun 2022 menunjukkan terdapat 42 balita sangat pendek, 241 balita pendek, dan 283 balita stunting di daerah ini. Angka tersebut diharapkan bisa diturunkan secara signifikan untuk mencapai target 14% pada tahun 2024.

Suasana diskusi antara pemateri dengan kader PKK Pakisaji. (Foto: istimewa)

Suasana diskusi antara pemateri dengan kader PKK Pakisaji. (Foto: istimewa)

Untuk menangani masalah ini, dosen dari Departemen Kedokteran dan Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Negeri Malang (FK UM) mengadakan pelatihan kepada kader PKK Kecamatan Pakisaji pada akhir semester genap 2023/2024.

Tim dosen FK UM yang diketuai dr Ardhiyanti Puspita Ratna M Biomed mengadakan pelatihan bertajuk “Upskilling Kader Kesehatan dalam Pendampingan Keluarga Berisiko Stunting sebagai Upaya Percepatan Penurunan Stunting di Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang.” 

Pelatihan kader PKK Pakisaji. (Foto: istimewa)

Pelatihan kader PKK Pakisaji. (Foto: istimewa)


“Tujuan giat kami ini diharapkan bisa meningkatkan kemampuan kader kesehatan dalam mengidentifikasi dan mendampingi keluarga berisiko stunting,” jelas Ardhiyanti. 

Kepala Seksi Kesejahteraan Sosial Kecamatan Pakisaji Sutrisno Ismail mengapresiasi kegiatan dari tim dosen FK UM tersebut. “Adanya kegiatan pelatihan ini diharapkan dapat membantu percepatan penurunan stunting di Kecamatan Pakisaji serta meningkatkan kerja sama dalam berbagai program pemberdayaan masyarakat di masa depan,” ungkapnya.

Pelatihan yang digelar di pendopo kecamatan ini diikuti oleh 60 kader kesehatan. Termasuk kader pembangunan manusia (KPM), kader KB, dan kader PKK dari 12 desa di Kecamatan Pakisaji. 

Para kader dibekali dengan berbagai materi penting yang disampaikan langsung oleh dosen kedokteran dan kebidanan FK UM. Beberapa materinya meliputi identifikasi keluarga berisiko stunting, komunikasi efektif bagi kader, masalah kesehatan anak, pemberian ASI dan MPASI, serta identifikasi kondisi kegawatan anak.

Selain materi, para kader mendapatkan media promosi kesehatan berupa flipchart interaktif untuk edukasi saat pendampingan. Flipchart ini merupakan inovasi alat peraga dari tim pengabdian FK UM untuk menambah kapasitas kader. 

Para kader juga diberi kesempatan memeragakan pendampingan berbasis masalah melalui sesi roleplay. Dalam sesi ini, kader dari Desa Wonokerso, Karangduren, dan Jatisari berhasil memperoleh predikat kader terbaik.

“Pelatihan ini diharapkan dapat memperkuat sinergi antara institusi pendidikan, pemerintah, dan masyarakat dalam upaya percepatan penurunan angka stunting di Indonesia. Dukungan dan kerja sama yang berkelanjutan akan sangat membantu mencapai target kesehatan nasional dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” pungkas Ardhiyanti. 

Sumber|https://batu.jatimtimes.com/baca/317828/20240805/013500/dosen-fk-um-gelar-pelatihan-dan-pendampingan-keluarga-berisiko-stunting-di-pakisaji