Diresmikan 2014 Silam, Museum Pembelajaran Universitas Negeri Malang Segera Dioperasionalkan

Selasa, 16 Oktober 2018 18:15

SURYAMALANG.COM, KLOJEN – Museum Pembelajaran Universitas Negeri Malang (UM) bakal berfungsi, Kamis (18/10/2018). Gedung museum sudah diresmikan pada 2014 lalu oleh Prof Dr Suparno, Rektor UM saat itu.

Datang ke museum ini berarti bisa mengetahui sejarah PTN ini sejak menjadi Pendidikan Tinggi Pendidikan Guru (PTPG), IKIP Malang dan kemudian berubah jadi Universitas Negeri Malang (UM). H-10 peresmian, makin banyak yang menyerahkan koleksi.

“Menjelang peresmian H-10 banyak menyerahkan koleksi. Antusias sekali yang melaporkan ke tim,” jelas Ari Sapto, Ketua Pengelolaan Museum pada SURYAMALANG.COM, Selasa (16/10/2018).

SURYAMALANG.COM/Sylvianita Widyawati/Salah satu ruang di Museum Pembelajaran Universitas Negeri Mlaang yang bakal diresmikan Kamis (18/10/2018).[/caption]

Bahkan saat SURYAMALANG.COM ke sana, ada yang baru saja ada alumni tahun 1981 menyerahkan jas almamater IKIP. Warnanya biru terang.

“Ya ini jas almet saat mulai 1954 hingga 1999. Kemudian saat jadi UM, berubah jadi biru tua. Dan 2018 jadi biru terang,” ungkap Ari Sapto.

Jadi, jas almet sudah berganti warna tiga kali. Masuk ke dalam museum ini disajikan perjalanan PTN dan kemudian bisa masuk masuk ke ruang rektor.

“Ruang ini dulu ruang kerja rektor saat jadi IKIP,” ungkapnya sambil masuk ke ruangan itu.

Di dinding ada foto-foto pimpinan PTN ini yang antara lain didapat dari mereka yang masih tinggal di Kota Malang. Keunikan lain di ruang rektor adalah ada meja kerja rektor pertama. Sebelumnya meja ini ada di Graha Rektorat.

Kemudian dipelitur lagi karena agak kusam. Namun kursi kerjanya masih asli karena kondisinya masih baik. Bagian lain di museum itu adalah saat masuk ke ruang Tokoh UM.

Ada foto Prof Drs Suwojo Wojowasito, linguis masa awal sebelum ilmu bahasa berkembang seperti saat ini. Ia menulis 52 kamus/buku. Selain dipajang fotonya juga karya bukunya, seperti kamus.

“Awalnya kesulitan juga mencari karyanya. Sudah nyari di Pasar Buku Willis. Akhirnya malah ketemu di toko buku bekas di Velodrome Sawojajar,” kisah Ari.

Bukunya dibingkai cantik dalam kaca dan kayu. Perburuan barang terkait tokoh menjadi menarik ketika sulit menemukan.

Sedang untuk pembelajaran di perkuliahan juga divisualkan di ruang lainnya. Dikatakan Ari, Kaprodi Ilmu Sejarah UM, yang di museum baru 50 persen.

Namun diperkirakan banyak lagi dari saat ini yang mencapai ratusan. Tapi agar museum tak identik dengan barang lawas, maka benda-benda terkait akan divisualkan lewat digital agar tak kehilangan jejaknya.

“Ruang museum amat terbatas. Idealnya ya ada beberapa ruang khusus , seperti pemutaran film, ruang kurator dll,” kata dia.

Lokasi museum ini adalah gedung IKIP lama yang sudah berusia lebih dari 50 tahun. Sehingga tetap dipertahankan sebagai cagar budaya.

Termasuk gedung perkuliahan yang ada di dekat lokasi saat ini yaitu di Fakuktas Ilmu Sosial dan Fakultas Pendidikan Psikologi. Sedang di sekelilingnya adalah gedung-gedung baru bertingkat. Direncanakan, museum terbuka untuk umum sehingga bisa melengkapi wisata edukasi di Kota Malang.

Sumber dari: http://suryamalang.tribunnews.com/2018/10/16/diresmikan-2014-silam-museum-pembelajaran-universitas-negeri-malang-segera-dioperasionalkan?page=all

 

Leave a Reply

Your email address will not be published.