Cegah Camaba ”Mendua”
MALANG KOTA – Sistem baru pendaftaran online masuk perguruan tinggi negeri (PTN) telah dibuat Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti). Sistem baru ini untuk mencegah upaya calon mahasiswa baru (camaba) ”mendua”.
Maksudnya, setelah lolos di seleksi nasional masuk PTN (SNM PTN), camaba tidak bisa lagi ikut seleksi bersama masuk perguruan tinggi negeri (SBM PTN). Ini pengalaman tahun-tahun sebelumnya, camaba yang lolos SNM PTN enggan daftar ulang dan pindah ikut SBM PTN. Dan untuk 2019 ini, sudah tidak bisa lagi.
Karena secara otomatis, pendaftaran online SBM PTN akan menolak pendaftar yang telah lolos SNM PTN. ”Sistem ini berlaku di semua PTN berdasarkan rapat bersama Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT),” jelas Kepala Biro Akademik Universitas Brawijaya (UB) Kusnadi kemarin.
Nantinya, data siswa yang masuk di pangkalan data siswa dan sekolah (PDSS) setelah diseleksi melalui SNM PTN tetap akan terekam secara online. Sehingga, ketika jadwal SBM PTN keluar, data-data siswa SNM PTN akan aktif tersinkronisasi di sistem online SBM PTN.
Ini cukup ampuh bagi kampus untuk menjaga kuota SNM PTN. Di samping itu, cara ini bisa menjaga asas keadilan bagi seluruh siswa. ”Kasihan siswa yang tidak lolos SNM PTN harus bersaing lagi di SBM PTN dengan siswa yang lolos SNM PTN,” kata dia.
Sementara, pemberlakuan ketat juga diterapkan dengan hanya memberi kesempatan bagi camaba memilih dua program studi saja. Dengan begini, persaingan antarcamaba semakin ketat dan kuota pun bisa terjaga.
”Karena ngotot ingin diterima di prodi pilihan pertama, makanya masuk SBM PTN. Ada juga karena masuk kedinasan,” kata dia.
Angka camaba yang tidak melakukan daftar ulang pun cukup tinggi. Dari data tahun lalu, kuota SNM PTN sebesar 3.341, ada 3,2 persen atau sebanyak 132 calon mahasiswa tak melakukan daftar ulang.
Sementara jalur mandiri pun ikut dirombak untuk meminimalisasi camaba yang tidak daftar ulang. Tahun ini UB tidak akan memberlakukan pendaftaran online dan tidak lagi menggunakan nilai SBM PTN untuk siswa yang mendaftar jalur mandiri. ”Seluruh siswa yang ingin mendaftar mandiri UB, wajib ke Malang untuk mengikuti tes,” ujar dia.
Dari data tahun lalu, camaba yang tidak melakukan daftar ulang dari jalur mandiri sebesar 872 siswa. Pagu yang disediakan saja hanya terisi 2.713 dari total pagu mandiri sebanyak 3.585 kursi.
Evaluasi tahun lalu, karena camaba cukup menyepelekan jalur mandiri. Selain karena pendaftarannya online, hanya menggunakan nilai SBM PTN untuk masuk mandiri pun dianggap mudah.
Terkait minimnya daftar ulang karena biaya uang kuliah tunggal (UKT) mandiri terlalu mahal, Kusnadi menepis itu. ”Tapi soal biaya kuliah kan sudah kami publish jauh-jauh hari sehingga pendaftar sudah tahu biayanya memang beda,” papar Kusnadi.
Jika dilakukan tes mandiri di kampus, Kusnadi menyatakan sarana prasarana UB masih meng-cover para pendaftar yang diperkirakan mencapai lebih dari lima ribu untuk tes di UB. Sementara, belum diputuskan apakah tesnya menggunakan sistem tes tulis atau tes komputer.
Menjaga kuota dari ancaman camaba yang tidak daftar ulang pun dirasakan Universitas Negeri Malang (UM). Dari tahun lalu, ada 20 persen mahasiswa yang tidak mendaftar ulang. ”Keputusan bersama LTMPT sudah tepat. UM juga bisa menjaga kuotanya lebih baik dari tahun sebelumnya,” kata Wakil Rektor I UM Prof Dr Budi Eko Soetjipto MEd MSi.
Budi menambahkan, sebenarnya di tahun-tahun sebelumnya, ada imbauan siswa yang diterima SNM PTN bisa merugikan sekolah. Minimal sekolah bisa ter-blacklist dan tidak bisa mendaftarkan siswanya melalui SNM PTN di tahun berikutnya. Nyatanya imbauan tersebut diabaikan.
”Sementara dari jalur mandiri juga sering kebobolan. Ada 35 persen mahasiswa yang tidak melakukan daftar ulang,” ujar dia. Luputnya camaba yang enggan daftar ulang, diakui Budi karena UKT yang cukup tinggi.
”Memang di jalur mandiri biayanya sangat mahal. Rata-rata UKT-nya Rp 4,5 juta. Namun kalau tidak mampu ya ada yang Rp 1 juta, ada yang Rp 2,4 juta per semester,” kata dia.
Perkara ada perubahan di jalur mandiri seperti UB, dia belum bisa menjawab. Belum ada rapat pimpinan (rapim) yang memutuskan jalur mandiri akan seperti apa. ”Kemungkinan besar, tahun ini camaba menggunakan hasil ujian tes berbasis komputer (UTBK) saja,” terangnya.
Sumber dari: https://radarmalang.id/cegah-camaba-mendua/