Buka KMHE, Dirjen Belmawa Singgung Inferiority Syndrome yang Menjangkit Bangsa Indonesia

MALANGTIMES – Event nasional Kontes Mobil Hemat Energi (KMHE) 2019 resmi dibuka pada hari ini (Selasa, 24/9/2019). Event yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi ini dilaksanakan di sekitar kampus Universitas Negeri Malang (UM) hingga Sabtu, 28 September 2019, dengan menutup Jalan Jakarta dan Jalan Simpang Ijen.

Kontes mobil hemat energi ini diikuti oleh 45 perguruan tinggi se-Indonesia. Direktur Kemahasiswaan Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswan (Belmawa) Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti), Didin Wahyudin menyatakan, kontes ini adalah upaya Kemenristekdikti untuk memacu bangsa Indonesia agar tidak tertinggal dengan negara-negara lain dalam bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek). “Kalau orang lain bicara tentang revolusi industri tahap 4 maka kita tidak boleh ketinggalan,” ucapnya.

Direktur Kemahasiswaan Ditjen Belmawa Kemenristek Dikti Didin Wahyudin saat memberi sambutan dalam pembukaan KMHE 2019. (Foto: Imarotul Izzah/MalangTIMES)

Direktur Kemahasiswaan Ditjen Belmawa Kemenristek Dikti Didin Wahyudin saat memberi sambutan dalam pembukaan KMHE 2019. (Foto: Imarotul Izzah/MalangTIMES)

Untuk itu, KMHE digelar untuk membangun suasana kompetitif. Sehingga, diharapkan nantinya bangsa Indonesia juga mampu berkompetisi dengan negara-negara lain. “Ini kesempatan bagi kita untuk mencoba menjadi juara yang kelak akan membawa nama baik bangsa di dunia internasional,” ucapnya.

Upaya itu harus dilakukan Kemenristekdikti lantaran adanya penyakit bangsa Indonesia yang menghambat kemajuan yang dinamakan Inferiority Syndrome atau rendah diri. “Ini upaya kita untuk mencoba menantang penyakit yang kita kenal sebagai inferiority syndrome. Bangsa Indonesia harus percaya diri, bangsa Indonesia harus punya jati diri dan bangga akan jati dirinya, bangsa Indonesia harus cinta tanah airnya,” tandasnya.

Untuk itulah, bangsa Indonesia melalui perguruan tinggi harus membangun kesetaraan dengan bangsa lain melalui keberanian bersaing dan memiliki kemampuan berkompetisi. “Kita bangun kesetaraan dengan bangsa lain yang kemudian kita juga bisa bersaing dengan bangsa lain. Kemampuan berkompetisi merupakan hal yang niscaya harus kita miliki di era globalisasi,” tandasnya.

Selain itu, Didin juga mengungkapkan bahwa KMHE merupakan cerminan kepedulian Kemenristekdikti akan lingkungan, khususnya terkait energi. “Programnya adalah mobil hemat energi. Ini merupakan cerminan dari kepedulian kita untuk hal yang terkait dengan gejala-gejala yang mengancam kelestarian umat manusia, yakni kepedulian kita terhadap lingkungan kepedulian, pertambahan populasi yang kadang-kadang tidak terkendali, kemudian penyalahgunaan teknologi, dan krisis energi,” bebernya.

Sementara itu, Rektor UM, Prof Dr AH Rofiuddin MPd M, mendukung penuh kegiatan kontes mobil hemat energi ini. Sebagai tuan rumah, ia menyatakan akan berusaha keras melayani semua kebutuhan dari peserta dan para pendamping sehingga semua kegiatan bisa terlaksana dengan baik.

Senada dengan Didin, Rofiuddin juga menyampaikan jika kegiatan ini merupakan tolak ukur atau acuan bagi mahasiswa untuk ke target internasional. “Target jangka panjang dari kompetisi ini, putra-putri Indonesia mampu mendesain dan membuat sendiri kendaraan yang hemat energi serta ramah lingkungan. Minimal dapat dipergunakan sebagai alat transportasi internal di lingkungan kampus,” ucapnya.

Sumber dari: http://www.malangtimes.com/baca/44365/20190924/184500/buka-kmhe-dirjen-belmawa-singgung-inferiority-syndrome-yang-menjangkit-bangsa-indonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published.