Beragam Ide Inovasi Dari Mahasiswa UM Buat ABK
SURYAMALANG.COM, KLOJEN – Dalam Edu Fest 1.0 berupa pameran Manajemen Inovasi yang digelar di gedung E1 Fakuktas Ilmu Pendidikan (FIP) Universitas Negeri Malang (UM), beragam ide digarap mahasiswa angkatan 2017 untuk ABK (Anak Kebutuhan Khusus), Jumat (10/5/2019).
Mata kuliah ini tak hanya diikuti mahasiswa Pendidikan Luar Biasa (PLB) tapi juga mahasiswa teknik dan geografi.
“Ini mata kuliah universitas. Karena yang mengadakan PLB, maka ide besarnya untuk disabilitas,” jelas Dr Muslihati, dosen pengampu dan pengembang mata kuliah itu pada suryamalang.com.
Ia melihat ide-ide mahasiswa luar biasa dan diharapkan nanti bisa sampai ke PKM (Program Kreatifitas Mahasiswa) yang diadakan oleh Kemenristekdikti.
Ide inovasi mahasiswa antara lain celana dalam untuk tuna grahita yang sudah mengalami menstruasi.
Celananya didesain khusus agar pembalut ABK tidak sampai jatuh. Idenya dari kelompok Raahima Oktavia Satiti, Vivit Farida Shofia Laili Fadlila, Dedek Yunita, Khoirun nurroh Wahyu Pratama Ramadhan dan Dian Ayu Respati.
“Celana dalam ini untuk melatih kemandirian tuna grahita agar bisa mandiri untuk merawat dirinya,” jelas Raahima.
Dari kondisi di lapangan yang mereka lihat, kadang pembalut tergeser hingga mengalami kebocoran.
Bahkan ada yang sampai jatuh. Sehingga gurunya turun tangan mengambilnya.
Karena itu ide CD mereka diberi tambahan kain di depan dan di belakang dari bahan tahan air.
Sedang di tengahnya pembalut. Sedang kelompok lain mengerjakan ide mengenai G-Ling (Gesture Linguistik).
Menurut Noerlaili, mahasiswa PLB, kamus bahasa isyarat cukup tebal dan harus dipelajari mahasiswa PLB.
Karena itu kemudian dikonversi ke digital.
“Ini masih bentuk pengembangan pertama. Rencana akan dimasukkan ke playstore sehingga bisa diunduh dan tak perlu bawa kamus tebalnya,” kata mahasiswa PLB UM ini.
Karena masih prototipe, hanya beberapa kata yang dimasukkan ke aplikasi dengan bantuan mahasiswa Teknologi Pendidikan.
Sedang fitur keduanya adalah penerjemahan langsung secata realtime.
Ini bisa dilakukan jika kamera yang diarahkan ke orang yang sedang bicara isyarat.
Maka jika mendeteksi warna kuning, maka akan diterjemahkan.
Sedang yang warna merah tidak diterjemahkan. Namun masih ada kesulitan membedakan warna kulit orang.
Sementara tim ceplok menggarap ide pendidikan seks lewat manekin atau SCAN (Sex Education Mannequin).
“Tujuannya untuk mengenalkan pendidikan seks pada ABK pada bagian-bagian mana yang tidak boleh diperlihatkan dan disentuh lewat media manekin,” jelas Talsa, jubir kelompok ceplok.
Idenya dari isu-isu sosial yang melibatkan ABK karena kasus kekerasan seksual.
“Sebelum ini sebenarnya sudah ada boneka untuk pendidikan seks ABK. Tapi kurang mirip manusia,” kata dia.
Karena itu kelompoknya memakai manekin karena mirip manusia.
Sehingga ABK bisa belajar mengetahui mana yang tidak boleh disentuh orang lain pada bagian tubuhnya.
“Ini harus diajari sejak dini,” papar dia.
Sumber dari: http://suryamalang.tribunnews.com/2019/05/10/beragam-ide-inovasi-dari-mahasiswa-um-buat-abk?page=all