Tim P-Moat UM, Juara di Malaysia berkat Penemuan Alat Antihama

Tim P-Moat UM, Juara di Malaysia berkat Penemuan Alat Antihama

Lima mahasiswa Universitas Negeri Malang (UM) benar-benar menepis anggapan kalau riset di perguruan tinggi selalu berada di menara gading. Singkatnya, sering banyak penelitian yang tidak bermanfaat bagi masyarakat. Tapi, alat P-Moat yang mereka temukan sangat bermanfaat bagi petani bawang merah yang selama ini selalu berjuang melawan hama.

Suasana Kafe Pustaka di Universitas Negeri Malang (UM) masih riuh awal pekan lalu. Di kafe yang berada di kompleks perpustakaan tersebut, Robby Wijaya bisa sedikit menghela napas. Lantaran, sebelumnya dia baru mempresentasikan perkembangan alat P-Moat-nya.
Ketika itu, dia memegang prototipe alat perangkap hama pada bawang merah yang dipegang. Bentuknya seperti lampu templok, tapi lebih panjang dan elegan. Robby bercerita, ide untuk menciptakan alat P-Moat sudah sejak 2016. Tanpa pikir panjang, dia mengeksekusi ide tersebut pada 2017.

”Awalnya saya melihat berita di TV terkait permasalahan petani bawang merah yang sering mengalami gagal panen. Setelah ditelusuri, ternyata itu disebabkan hama serangga ngengat,” ucapnya.

Lalu, dia mencari solusi bersama keempat temannya, yakni Ekki Septian Putra (jurusan akuntansi FE), Ni’matus Solihah (jurusan kimia MIPA), Yusuf Mahesa (jurusan teknik mesin FT), dan Borneafandri Abulga (jurusan desain komunikasi visual FS). ”Alat P-Moat ini saya kerjakan dengan keempat teman. Ini tercipta berkat kerja tim, Mas,” imbuh mahasiswa program studi pendidikan teknik otomotif ini.

Dia menjelaskan, awalnya petani bawang merah menggunakan lampu biasa untuk menghilangkan hama ngengat. Cara ini dinilai masih kurang efektif. Selain itu, biayanya terbilang mahal karena butuh kabel yang panjang dan daya listrik yang besar. Bahkan, tidak jarang ada orang yang meninggal karena kesetrum. ”Jadi, kami mencari solusi menyelesaikan permasalahan tersebut. Akhirnya diciptakanlah alat P-Moat ini,” imbuhnya.

Setelah diciptakan, alat P-Moat langsung diikutkan lomba pada ajang Innovation Design and Research International Symposium (IDRIS) di Malaysia. Pada kompetisi itu, mereka berhasil membawa pulang medali emas. Setelah itu, mereka juga juara II dalam Scientist In Action di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). Sedangkan di Universitas Negeri Jember, lomba karya cipta elektronika memperoleh juara I. Dan yang terakhir dalam ajang Festival Entrepreneur Nasional di Universitas Negeri Jakarta juga juara II. ”Pokoknya setelah alatnya selesai dibuat Januari lalu, diikutkan lomba empat kali. Bulan Maret di Malaysia, Mei di Surabaya, dan Juli di Jember, serta September di Jakarta,” tutur mahasiswa angkatan 2014 tersebut.

Nah, dalam proses mengikuti lomba, P-Moat mengalami inovasi tiga kali. Pertama, lampunya tidak bisa berkedip dan terbuat dari botol air biasa. Pengunaannya juga masih terbilang ribet karena tidak bisa dibawa ke mana-mana.

Setelah memasuki lomba kedua di ITS, alat ini mengalami perubahan dari sisi tampilan dan efektivitasnya. ”Inovasi kedua, alat ini dibuat dari tabung khusus untuk tempat lampunya. Lampunya sudah bisa berkedip dan secara tampilan lebih rapi (eye catching),” imbuh alumnus SMKN 1 Singosari itu.

Tidak hanya itu, proses inovasinya terus dikembangkan untuk kali ketiga. Yaitu, pada alat tersebut ditambahi sakelar dan box khusus untuk menyimpan komponen biar lebih aman. Tidak hanya itu, perubahan yang ketiga, alat P-Moat bisa di-charge ulang tanpa harus mengganti baterainya. Pengunaannya juga sangat efektif. Daya tahan baterai selama 12 jam. Untuk uji cobanya dilakukan selama 2 hari. ”Untuk penggunaannya bisa digunakan selama 2 hari. Per hari biasanya digunakan 6 jam. Sedangkan daya tahannya 12 jam,” ucap pria asal Desa Asrikaton, Kecamatan Pakis, ini.

Selain itu, saat ini sudah dilakukan promosi melalui website dan media sosial Facebook dan Instagram. Kerja sama juga dilakukan dengan pihak CV Marto Jaya yang bergerak di bidang tanaman. Bahkan, sudah ada petani yang memesan alat tersebut. ”Sudah ada yang pesan dari NTB, Probolinggo, dan Batu. Mereka mengerti melalui Facebook dan komunikasi melalui chatting,” terangnya.

Tidak hanya itu, untuk orang yang masih sekadar tanya juga banyak. Masih menunggu waktu mereka untuk melakukan pemesanan. ”Kalau yang masih tanya-tanya banyak dari Kudus, Demak, dan Klaten,” imbuhnya. Tidak cukup sampai di situ, kegemaran mengikuti lomba juga dia lakukan. ”Saat ini juga sudah didaftarkan untuk ikut lomba di Jepang,” ujarnya.

Menurut Robby, produk inovasi buatannya juga mendapat apresiasi dari kampus. ”P-Moat juga sudah didaftarkan oleh LP2M UM ke disperindag untuk mendapat izin peredaran produk,” terangnya.

Produk ini secara pasar sangat meyakinkan. Dengan menggunakan alat P-Moat ini bisa lebih efektif 4 kali lipat dari penggunaan lampu biasa yang sudah digunakan petani. ”Saat dilakukan uji coba jauh lebih efektif menggunakan P-Moat. Kalau lampu biasa bisa menangkap hanya 5 hama. Dengan menggunakan P-Moat bisa sampai 20 hama. Itu pun hamanya langsung mati, berbeda dengan lampu biasa yang hanya untuk mengalihkan perhatian dari tanaman bawang merah,” tutur pria kelahiran 12 Juni 1995 ini.

Sedangkan untuk cara kerjanya, sebelum digunakan tabung lampu dilapisi plastic wrap untuk menampung hama tersebut. Setelah dilapisi plastik, kemudian diolesi lem P-Moat. Sebab, lem tersebut memberikan aroma yang dapat menarik hama ngengat pada bawang merah. Jadi, hama langsung melekat dan tidak bisa lepas dari tabung. ”Sebenarnya bisa dilakukan untuk menangkap hama apa saja. Kalau hama ngengat juga ada di buah jeruk dan bunga kol,” jelas pria berusia 22 tahun tersebut.

Sedangkan untuk pemasarannya sudah mereka lakukan. Dengan harga promosi yang dijual ke petani di Probolinggo dan NTB, serta Batu hanya Rp 169 ribu. ”Itu sudah termasuk alat dan lem P-Moat,” sambungnya. Sedangkan untuk harga sekarang (bukan promosi) dijual Rp 200 ribu. ”Rp 150 untuk alatnya dan Rp 50 ribu untuk lemnya,” pungkasnya. (*/c2/riq)

Sumber dari: http://www.radarmalang.id/tim-p-moat-um-juara-di-malaysia-berkat-penemuan-alat-antihama/

Leave a Reply

Your email address will not be published.