Inspirasi dari TPA, Sebulan Bisa Cover Premi 3 Anggota Keluarga

Download Jawa Pos Radar Malang 16 April 2018

Muhammad Ainurrohman membuktikan kalau sampah bisa memberi banyak manfaat. Melalui konsepnya,’ sampah bisa meng-cover jaminan kesehatan sebuah keluarga. Idenya itu mengalahkan 487 pemakalah.

RING HAYYU SETYO

BAD busuk telah menjadi bagian hidup Muhammad Ainurrohman. Memunguti kertas, gelas plastik, dan botol kaca di tempat sampah adalah kebiasaannya. Rupanya, aktivitas itulah yang menjadi tirik balik hidupnya

Pada 17 Februari lalu, mahasiswa Universitas Negeri Malang (UM) ini berhasil meraih juara Biologi Scientific Writing Competition 2018 tingkat nasional di Unlversitas Muhammadiyah Malang (UMM). Dia berhasil melengserkan 487 pemakalah.

Lalu, apa kaitannya dengan memungut sampah?

Inspirasi dari TPA, Sebulan Bisa  Cover Premi 3 Anggota Keluarga, Jawa Pos Radar Malang 16 April 2018

Inspirasi dari TPA, Sebulan Bisa Cover Premi 3 Anggota Keluarga, Jawa Pos Radar Malang 16 April 2018

Jumat lalu (13/4), saat ditemui di kantin Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) UM, Rohman menjelaskannya secara gamblang. Sambil memegang gelas plastik air mineral, dia mengawali dengan konsep dasar yang dikembangkannya “Ini (gelas plastik Red) bisa bermanfaat buat masyarakat lho, Mas,” kata mahasiswa Jumsan Ilmu Kesehatan
Masyarakat (IKM) UM itu.

Suaranya sangat serius ketika menyampaikan hal itu. Sorot matanya menajam. Dia mulai menerangkan bagaimana idenya bisa muncul dan menjuarai kontes. Latar belakangnya, sampah-sampah seperti gelas plastik ini tidak hanya bisa ditabung kemudian menjadi uang. Lebih dari itu, Rohman ingin hasil pengumpulan sampah bisa menjadi uang pembayaran Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.

Niat Rohman amat mulia. Dia ingin semua masyarakat bisa mendapatkan fasilitas perlindungan kesehatan. Khususnya kalangan masyarakat desa, yang menganggap program BPJS tidak terlalu penting. Sebab, mereka berpiklr BPJS Kesehatan sangat mahal. Itulah yang membuat masyarakat desa malas menyisih-kan uangnya untuk program ini.

Berkaca dari fenomena itu, Rohman ingin masyaralsat bisa mendapatkan fasilitas perlindungan kesehatan tanpa harus mengeluarkan uang. Caranya? Mengumpulkan sampah rumah tangga. Dan dijual kepada bank sampah yang ada di lingkungan sekitar.

Meskipun karyanya masih berbentuk gagasan, tapi Rohman sudah mempelajari kebiasaan masyarakat desa ketika dia KKN di Desa Ngasem, Kecamatan Ngajum. Selama dua bulan dikampung orang, Rohman mengamati kebiasaan masyarakat yang membdang sampah di TPA Talangagung, Kabupaten Malang.

Tiba-tiba nada bicaranya mulai meninggi. Bukan marah, tapi Rohman tampak sangat antusias mengingat kembali pengalamannya mengabdikan diri untuk masyarakat desa itu. Selama di tempat KKN, dia mempelajari bagaimana sampah bisa lebih bermanfaat bagi warga. Bahkan, dia melakukan survei, dan Rohman mendapati bahwa masyarakat desa itu, setldaknya, membuang lima kilogram sampah dalam sehari.

“Saya ke rumah-rumah, tanya warga. Terus melihat sendiri. Memang banyak yang akan dibuang,” tutur anak terakhir dari lima bersaudara ini.

Menurutnya, jika sampah per harinya yang lima kilogram itu dijual dan bisa dipilah-pilah sendiri sesual jenisnya, dia yakin masyarakat bisa menabung untuk membayar premi BPJS Kesehatan. Sebab, harga masing-masing sampah berbeda. Seperti gelas plastik yang dia contohkan. Barang bekas seperti itu bisa mencapai Rp 4 ribu per kilogram. Belum lagi sampah kertas dan barang-barang lain.

Bila itu diaplikasikan, dalam sehari warga bisa mengumpulkan uang setidaknya sekitar Rp 5 ribu. Jika dikalikan 30 baru, jumlahnya bisa mencapai Rp 150 ribu. Jumlah itu sudah melebihi iuran BPJS kesehatan kelas 2 yang hanya Rp 51 ribu per bulan. Artinya, bagi warga, penghasilan dari sampah ini bisa membayar premi BPJS Kesehatan bagi 3
anggota keluarga.

“Ini saya sedang tawarkan jadi aplikasi untuk langsung ke BPJS atau yang lain,” terang anak dari pasangan almarhum Aksan Hidayat dan Fauziyah.

Sambil menunggu kerja sama, Rohman sedang menyusun aplikasi agar lebih cepat selesai. Dia berharap, setelah selesai, pemerintah bisa melirik aplikasinya. Dengan begitu, aplikasi buatannya bisa menjamin seluruh kesehatan warga yang ada di desa desa. (*/cl/riq)

Leave a Reply

Your email address will not be published.