Banyak Anak Tidak Sekolah di Malang Raya, Siswa Perlu Belajar Keterampilan

Banyak Anak Tidak Sekolah di Malang Raya, Siswa Perlu Belajar Keterampilan

SURYAMALANG.COM, MALANG – Tidak mudah mengembalikan Anak Tidak Sekolah (ATS) ke sekolah formal maupun Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM). Pemerintah perlu melakukan langsung persuasif agar ATS mau menyelesaikan pendidikannya.

“Caranya bisa dengan memberi motivasi dulu untuk mempersiapkan mental ATS kembali ke sekolah,” kata Zulkarnain, Ketua Departemen Pendidikan Luar Sekolah (PLS) Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang (FIP UM) kepada SURYAMALANG.COM, Kamis (10/10).

Menurutnya, proses belajar di PKBM juga ketat. Apalagi sekarang siswa PKBM juga tercatat di Data Pokok Pendidikan (Dapodik). Bila putus sekolah saat kelas 2 SMP, berarti ATS tersebut harus masuk PKBM di kelas 2. ATS itu juga harus mengikuti pembelajaranya dengan rutin.

Pemerintah dan praktisi PLS membuat PKBM sebagai alternatif untuk belajar. Siswa yang lulus dari PKBM juga sudah diakomodir masuk ke perguruan tinggi, baik negeri dan swasta.

“Kurikulum yang dipakai di PKBM juga menggunakan kurikulum nasional. Sebaiknya siswa di PKBM juga diajari keterampilan untuk life skill mereka,” tambahnya.

Jika sekolah hanya tiga kali dalam seminggu, siswa bisa belajar keterampilan sekali dalam seminggu. Zulkarnain menyebutkan keterampilan bisa meningkatkan kesejahteraan anak-anak kelak. Jadi setelah lulus PKBM, anak tersebut bisa membuka usaha atau menciptakan peluang usaha.

“Itu kembali ke PKBM-nya. Yang jelas, siswa di PKBM harus menuntaskan belajar sesuai kurikulumnya,” urainya.

PKBM yang ditunjuk atau mendapat tugas untuk membantu menuntaskan ATS harus melaksanakan proses pembelajaran. PKBM itu juga harus sudah terakreditasi dan memiliki sarana prasarana memadai.

Menurutnya, ada PKBM berbasis teknologi informasi yang pembelajarannya jarak jauh. Tapi ada juga PKBM yang melaksanakan pembelajaran luar jaringan (luring) atau di tempat.

Biaya pendidikan yang ditanggung pemerintah bisa memotivasi siswa untuk menyelesaikan pendidikan. Zulkarnain menyarankan dinas atau pihak terkait melakukan asessment atau menyeleksi ATS yang benar-benar ingin sekolah.

Makanya perlu kerja sama atau koordinasi lintas sektoral yang melibatkan akademisi dan praktisi PLS.

“Sesuai hasil asessment, ATS itu akan diarahkan ke sekolah formal atau PKBM. Jadi tingkat keberhasilan dalam menyelesaikan sekolah juga tinggi,” urainya.

Sumber| https://suryamalang.tribunnews.com/2024/10/14/banyak-anak-tidak-sekolah-di-malang-raya-siswa-perlu-belajar-keterampilan.