Akademisi UM Yakin Media Masih Berperan sebagai Pilar Demokrasi

Akademisi UM Yakin Media Masih Berperan sebagai Pilar Demokrasi

14 Maret 2024 13:10

Malang: Akademisi Ilmu Komunikasi Universitas Negeri Malang (UM), Akhirul Aminulloh, berpendapat media mainstream dan media sosial mempunyai peran penting dalam pelaksanaan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. Media berperan menyosialisasikan tentang visi, misi, dan program kerja kandidat presiden, partai politik, dan calon legislatif kepada khalayak publik.

Namun, Akhirul menyebut ada dua catatan yang perlu dikritisi dari keduanya. Pertama, media mainstream yang kepemilikannya ada kaitan dengan partai politik atau kandidat tertentu, ada kecenderungan bermain framing dalam memberitakan kandidat atau partai tertentu.

“Hal ini mengurangi objektivitas dalam penyampaian informasi,” kata Akhirul saat dihubungi di Malang, Kamis, 14 Maret 2024.

Kedua, media sosial masih berperan dalam propaganda dan penyebaran disinformasi yang bisa menyebabkan polarisasi di masyarakat. “Hal ini terjadi karena media sosial bisa digunakan oleh siapa saja tanpa ada filterisasi informasi sebelum dipublikasikan,” tutur dia.

Akhirul juga menyoroti masifnya publikasi quick count oleh berbagai lembaga survei yang berkolaborasi dengan stasiun-stasiun TV nasional. Doktor lulusan Universitas Airlangga (Unair) Surabaya ini menilai masifnya pemberitaan quick count di media televisi turut memengaruhi opini publik di masyarakat.

Quick count selama dilakukan oleh lembaga kredibel dengan metode yang bisa dipertanggungjawabkan bisa menjadi alat kontrol terhadap hasil pemilu dan real count Komisi Pemilihan Umum (KPU).

“Walaupun begitu, hasil quick count ini tetap menjadi kontroversi karena akan dijadikan dasar bagi pemenang, namun akan dipertanyakan bagi pihak yang kalah,” ujar alumni Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) itu.

Akhirul yakin media masih relevan sebagai salah satu pilar demokrasi. Namun, tidak semua media bisa menjalankan peran ini. Beberapa media partisan bahkan bisa merusak tatanan demokrasi dengan keberpihakannya.

“Sementara media yang nonpartisan bisa tetap menjadi pilar demokrasi dengan objektivitas berita sesuai fakta dan menjaga independensinya dari campur tangan pihak eksternal,” tutur dia.

Sumber|https://www.medcom.id/pendidikan/news-pendidikan/8KyPL9Xk-akademisi-um-yakin-media-masih-berperan-sebagai-pilar-demokrasi