Bioteknologi UM Beri Penyuluhan Kelola Ternak Berbasis Bioproses

Rabu, 6 September 2023 | 13:41 WIB

KABUPATEN – Praktik manajemen pengelolaan ternak kambing berbasis bioproses di peternak belum banyak diterapkan. Namun Prodi Bioteknologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Negeri Malang (UM) mulai menerapkan inovasi tersebut. Sebanyak 20 peternak di Desa Tempursari, Kecamatan Donomulyo, Kabupaten Malang diberdayakan oleh UM.

Ketua Kegiatan Dr Muh. Ade Artasasta SSi yang dibantu enam mahasiswa seperti Fakhren Nukha Zalfa, Esti Nanda, Muhammad Naufal, Muhammad Zahran, Naila NurAlifah, dan Rafki Afza Amri memanfaatkan limbah organik di sana. Sebagian besar peternak di sana masih mengelola ternak kambing secara mandiri dengan bentuk kandang konvensional. Melalui kegiatan pengabdian masyarakat, tim PKM Bioteknologi UM memberi penyuluhan desain kandang kambing yang ramah lingkungan.

MENGABDI: Tim PKM Bioteknologi UM bersama peternak dan perangkat Desa Tempursari, Kecamatan Donomulyo, Kabupaten Malang. (Bioteknologi UM for Radar Malang)

MENGABDI: Tim PKM Bioteknologi UM bersama peternak dan perangkat Desa Tempursari, Kecamatan Donomulyo, Kabupaten Malang. (Bioteknologi UM for Radar Malang)

”Kandang dilengkapi wadah penampung kotoran hewan (kohe) kambing serta urinnya,” jelas Ade. Kohe juga bisa menjadi pupuk organik cair serta pembuatan pakan ternak berfermentasi dari limbah organik. Bahan organik seperti rumput liar dan bonggol jagung menjadi bahan ikut dimasukkan. 

Peternak kambing di Desa Tempursari ke depan bisa lebih produktif dalam mengelola ternak kambing. Tetapi, untuk mendapatkan kohe kambing yang berkualitas diawali oleh pakan ternak yang berkualitas. ”Maka peternak bisa terus melakukan manajemen pengelolaan ternak agar tidak hanya fokus pada hewan saja,” jelas Ade.

Kepala Desa (Kades) Tempursari Nanang Triwoko yang diwakili Harji’in mengaku terbantu dengan inovasi yang dilakukan UM tersebut. Dia berharap para peternak dapat membentuk sebuah komunitas. ”Melalui pendekatan ini, potensi yang terkandung dalam limbah organik, khususnya kotoran kambing dapat diaktifkan menjadi sumber daya yang bernilai,” ujar Harji’in.

Dengan begitu, potensi dari ternak kambing bisa lebih produktif. Tak hanya fokus pada daging dan susu, melainkan limbah yang kerap tak terurus bisa dimanfaatkan. Harji’in optimistis peternak bisa mengambil pelajaran yang berharga itu. (*/adn)

Sumber|https://radarmalang.jawapos.com/pendidikan/812940171/bioteknologi-um-beri-penyuluhan-kelola-ternak-berbasis-bioproses