UB dan UM Mulai Kurangi Perkuliahan Tatap Muka, Siap-Siap Beralih ke Hybrid

MALANG KOTA- Naiknya angka kasus positif Covid-19 berimbas kepada Perkuliahan Tatap Muka (PTM) yang sudah berlangsung di Universitas Negeri Malang dan Universitas Brawijaya. Dua perguruan tinggi negeri itu memutuskan untuk mengurangi kapasitas mahasiswa yang menjalani kuliah secara luring.

UM yang sudah menjalankan PTM 100 persen mulai Senin (24/1), akhirnya kembali melakukan perkuliahan secara hybrid (daring dan luring) kepada seluruh angkatan dan fakultas, terhitung sejak Rabu (2/2). Langkah itu diambil setelah ada kasus positif Covid-19 yang di kampus tersebut beberapa waktu lalu. Tercatat 6 mahasiswa dan 1 dosen terpapar Covid-19, dan saat ini menjalani isolasi mandiri.

Wakil Rektor I UM Prof Dr Budi Eko Seotjipto MEd MSi menuturkan, perkuliahan secara hybrid diterapkan kepada seluruh mahasiswa yang menempuh pendidikan DIII dan S-1. ”Kebijakan ini diambil atas saran dari Satgas Covid-19 UM dan Satgas Covid Kota Malang. Mulai berlaku pada 2 Februari dan akan dievaluasi sesuai perkembangan,” ujar Budi.

ILUSTRASI:Mahasiswi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Malang (UM) saat menjalani kuliah di kampus beberapa waktu lalu. (dok/Radar Malang)

Khusus untuk kegiatan di Gedung Kuliah Bersama (A19 dan A20), FIK (C6), dan FT (B9), seluruh kegiatan perkuliahan akan dilakukan secara daring hingga Jumat (4/2). Sedangkan perkuliahan hybrid di gedung tersebut dilakukan mulai Senin mendatang (7/2). Itu pun dengan ketentuan maksimal 50 persen dari kapasitas ruangan.

”Jadi, mahasiswa yang ditandai dengan nomor ganjil mengikuti pertemuan ganjil. Begitu juga untuk nomor genap, mereka akan mengikuti pertemuan genap. Tanda ganjil dan genap bisa dilihat dari KRS (Kartu Rencana Studi) atau Siakad mahasiswa,” jelas Budi.

Sementara itu, UB sempat berencana memulai PTM dengan maksimal kapasitas 50 persen pada Senin (7/2). Namun dengan pertimbangan kasus Covid-19 yang semakin meningkat, pihak kampus melakukan pengurangan kapasitas PTM menjadi 25 persen. ”Yang melakukan kuliah luring tidak semua angkatan. Hanya semester dua dan empat,” ujar Rektor UB Prof Dr Ir Nuhfil Hanani AR.

Menurut Nuhfil, lonjakan kasus Covid-19 di Kota Malang dinilai cukup mengkhawatirkan. Pihak universitas tidak ingin mengambil risiko untuk menjalankan perkuliahan tatap muka dengan kapasitas 50 persen. Apalagi, UB merupakan kampus yang memiliki mahasiswa terbanyak di Indonesia, yakni 70 ribu mahasiswa.

Jika proses perkuliahan tatap muka berjalan aman dan tidak ditemukan penyebaran Covid-19, UB akan menambah kuota mahasiswa yang mengikuti perkuliahan tatap muka secara perlahan. Namun, jika terjadi penyebaran di lingkungan kampus, pihak universitas juga bisa mengambil langkah untuk melakukan pembelajaran secara daring.  ”Nanti setelah berjalan dua hingga tiga minggu bisa kami naikkan kapasitasnya. Akan kami evaluasi secara berkala,” terangnya.

Nuhfil juga memastikan bahwa UB telah menyiapkan sejumlah peralatan untuk menunjang penerapan protokol kesehatan. Kampusnya juga telah menyiapkan tempat isolasi, jika nantinya ada kasus konfirmasi Covid-19. (and/adk/rb5/fat) 

Sumber| https://radarmalang.jawapos.com/pendidikan/04/02/2022/ub-dan-um-mulai-kurangi-perkuliahan-tatap-muka-siap-siap-beralih-ke-hybrid/