Tim UM Lakukan Peningkatan kompetensi TPACK konselor dengan SAC

Tim Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Negeri Malang

Latar belakang

Perkembangan teknologi dalam bidang Pendidikan merupakan sebuah keniscayaan dimana semua komponen Pendidikan khususnya pendidik diharapkan memiliki kompetensi penguasaan teknologi yang memadai. Teknologi tidak boleh semata diposisikan sebagai tools dalam pembelajaran, melainkan melalui teknologi lah inovasi pembelajaran tercipta dan mampu melahirkan peserta didik yang mampu mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan inovatif. Teknologi tidak akan mampu menggantikan peran guru, namun guru yang tidak mampu memanfaatkan teknologi pasti akan tergantikan. Penguasaan teknologi bagi guru dibalut dalam kompetensi teknological, pedagogical, and content, knowledge (TPACK). Seorang guru termasuk dalam hal ini konselor dituntut untuk memiliki kompetensi TPACK yang memadai. TPACK merupakan integrasi pengetahuan dan keterampilan yang komprehensif dalam materi, pedagogi yang dipadukan dengan teknologi. TPACK adalah kerangka kerja yang mencoba memahami hubungan antara pengetahuan tentang pengajaran (pedagogical knowledge), dan penggunaan teknologi (technologi knowledge). Dalam TPACK, pengetahuan konselor untuk mengintegrasikan teknologi dalam pembelajaran membuat pembelajaran menjadi efektif dan efisien.

Upaya peningkatan kompetensi TPACK konselor salah satunya dapat dilakukan dengan mengembangkan perangkat layanan BK dengan menggunakan strategi case method berbantuan Smart Apps Creator. Penggunaan strategi Case method dipandang mampu membantu konselor dalam mengembangkan topik dan materi layanan yang sesuai dengan kebutuhan siswa usia SMP. Case method juga merupakan strategi yang efektif untuk memfasilitasi pengembangan kemampuan crtitical thinking, creativity, communication skills, dan collaboration (4C) siswa yang merupakan keterampilan yang dibutuhkan dalam abad 21. Sedangkan media smart apps creator (SAC) menjadi alternatif media yang dapat dimanfaatkan oleh konselor untuk menyampaikan pesan layanan yang mudah dimengerti oleh siswa sekaligus sesuai dengan karakteristik siswa SMP yang lekat dengan dunia digital.

Pelaksanaan Workshop

Materi pertama mengenai pengenalan strategi layanan berbasis case method. Materi case method disajikan oleh Dr. Arbin Janu Setiyowati, M.Pd. Pada penyajian materi pertama, para konselor SMP diajak mendiskusikan mengenai keterampilan yang dibutuhkan dalam abad 21 dan strategi layanan seperti apa yang bisa memfasilitasi pengembangan kompetensi siswa. Konselor dikenalkan dengan strategi case method, yang merupakan strategi yang efektif untuk memfasilitasi terbentuknya kemampuan berpikir kritis, kreatif, komunikasi dan kolaborasi pada diri siswa. Dengan case method, diharapkan materi layanan dapat disajikan dengan lebih menarik dan mampu mendorong berkembangnya kemampuan 4C siswa secara optimal.

Materi kedua mengenai pentingnya kompetensi TPACK konselor dan upaya peningkatan kompetensi TPACK konselor secara berkelanjutan. Materi disajikan oleh Devy Probowati, M.Pd. Pada penyajian materi kedua ini, konselor diberikan penyegaran mengenai kompetensi TPACK dan posisi TPACK dalam kompetensi utuh konselor professional. Pada sesi penyajian materi, konselor diajak untuk berdiskusi mengenai upaya yang sudah dilakukan konselor selama ini dalam mengembangkan kompetensi TPACK, identifikasi  faktor penghambat pengembangan TPACK dan bagaimana implementasi TPACK dalam layanan BK.

Materi ketiga mengenai pengenalan media self help khususnya Smart Apps Creator. Materi disajikan oleh Rizka Apriani, M.Pd. Media Selp-Help merupakan sarana komunikasi yang digunakan untuk membantu menyelesaikan permasalahan diri sendiri tanpa bantuan orang lain atau tenaga professional. Media self help yang digunakan adalah media audio visual, karena dapat digunakan oleh guru BK untuk menarik perhatian dari siswa, sehingga materi dapat tersampaikan dan diterima dengan baik. Hal ini selaras dengan karakteristik siswa saat ini yang merupakan Generasi Z (melek digital dan sosial media). Salah satu media audio visual berbasis teknologi yang dapat menjadi alternatif media layanan BK yaitu Aplikasi Smart Apps Creator (SAC). SAC adalah tool perangkat lunak yang dapat digunakan untuk pembuatan mobile apps multimedia dengan mudah dan cepat. Karakteristik SAC adalah tanpa coding, cara kerja seperti microsoft power point, tidak bisa mengedit komponen media langsung di worksheet/panel kerja, dapat menyimpan file dengan format html5, .exe , dapat digunakan sebagai metode alternatif selama pembelajaran offline sebab tidak memerlukan kuota internet selama pembelajaran berlangsung. Manfaat SAC adalah 1) siswa tidak mudah bosan dengan cara belajar yang itu-itu saja, 2) quiz pada media pembelajaran yang dibuat menggunakan sac ini bisa dibuat menjadi game yang menarik, 3) bisa dijalankan tanpa koneksi internet, sehingga bisa dipakai belajar secara berulang.

Tindak Lanjut

Dari kegiatan workshop, konselor diberikan pendampingan intensif untuk mengembangkan perangkat layanan BK dengan strategi case method dan dilatih untuk  mentransformasikan perangkat layanan BK dalam bentuk aplikasi media self help Smart Apps Creator. Media yang dikembangkan oleh masing-masing konselor dapat diimplementasikan sebagai alternatif media layanan yang mempermudah siswa dalam mengakses materi layanan BK secara madiri.

Sumber|https://radarmalang.jawapos.com/pendidikan/23/08/2022/tim-um-lakukan-peningkatan-kompetensi-tpack-konselor-dengan-sac/