Sistem Zonasi Perlu Ditinjau Ulang

Sistem Zonasi Perlu  Ditinjau Ulang, Malang Post 13 Juni 2017

Sistem Zonasi Perlu Ditinjau Ulang, Malang Post 13 Juni 2017

Malang Post 13 Juni 2017

PAKAR pendidikan Universitas Negeri Malang (UM), Prof. Dr. Bambang Budi Wiyono, M.Pd mengatakan, sistem zonasi yang diterapkan Pemerintah Provinsi Jawa Timur mempunyai dampak negatif dan positif. la menyontohkan pembagian zona di Kabupaten Malang, yang karena luasnya wilayah zonasi pun mencakup beberapa kecamatan yang secara geografis berjauhan

“Contohnya, Lawang dan Dau masuk dalam satu zona, padahal jaraknya yang jauh,” ungkap Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan UM ini.

Akibat aturan tersebut, lanjut dia, siswa tidak bisa bebas memilih sekolah mana yang mereka tuju. Karena, jarak bisa menentukan semangat siswa untuk belajar. Jika jarak rumah dan sekolah terlalu jauh, tentu semangat mereka berangkat ke sekolah akan terganggu. Terlebih, jika sekolah itu adalah sekolah yang tidak diinginkan.

“Dampaknya’ nanti semangat belajar menurun. Bagaimana jadinya jika tidak ada semangat dari siswa. Kalau banyak siswa seperti ini, nantinya juga bisa saja mengganggu proses pembelajaran mereka,” jelasnya.

Namun Prof Bambang mengatakan, secara teoridalam ilmu manajemen, memang ada dasar pembagian wilayah untuk zona seperti ini. “Memang ada dasamya. Zonasi dapat meingkatkan pemerataan pendidikan dan angka partisipasi sekolah,” ungkap.Bambang.

Maksudnya, jelas Bambang lebih lanjut, sekolah yang selama ini kekurangan siswa, dengan sistem zona dapat mulai berpartisipasi dan juga bangkit untuk berkompetisi meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan.

la memperkirakan, tujuan ini mungkin yang ingin dicapai oleh pemerintah dengan kebijakan zonasi. Menurutnya, pemerataan pendidikan dan kualitasnya memang perlu dilakukan. Namun, mempertimbangkan jarak juga perlu menjadi perhatian.

la menyarankan, jika memungkinkan, kebijakan zona sekolah bisa dipertimbangkan kembali atas dasar kedua hal tersebut.

“Seharusnya pembagiannya tidak otomatis mengikuti kecamatan, tetapi perlu mempertimbangkan jarak tempuh sesuai lokasi sekolah. Perlu mempertimbangjan lokasi SMP dengan SMAN/SMKN yangada,” pungkasnya. (sin/han)                                                   

Leave a Reply

Your email address will not be published.