Raih Gelar Kehormatan Kompetisi Internasional

Daftar Kekayaan Budiharto0023_1Jawa post Radar Malang 12 Agustus 2016

Jawa post Radar Malang 12 Agustus 2016

Daftar Kekayaan Budiharto0022_1

 

 

 

 

 

 

 

Jawa post Radar Malang 12 Agustus 2016

Jawa post Radar Malang 12 Agustus 2016

Jawa post Radar Malang 12 Agustus 2016

 

Raih Gelar Kehormatan Kompetisi Internasional

Bagi banyak pelajar dan mahasiswa pelajaran Matematika adalah hasiswa biasa. Mahasiswa Fakultas momok yang menakutkan Namun, bagi Muhammad Faikar Mustatids Al Habibi, pelajaran tersebut justru merupakan alat bermainyang sangat mengasyikkan.

Sosok Muhammad Faikar Mustatids Al Habibi ini bukan mahasiswa biasa . Mahasiswa Fakultas MIPA Jurusan Matematika Universitas Negeri Malang (UM) ini memiliki prestasi bidang matematika di tinggkat internasional. Selain itu, dia seorang santri di Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Hikmah,Malang Yang aktif belajar Ilmu Agama

Sehingga meski dia harus belajar ilmu umum di kampus dan ilmu agama di pesantren dia tetap mempu meraih prestasi yang luar biasa.

Dia menyabet gelar honorable mention pada ajang International Mathematics Competition (IMC) yang diselenggarakan di Blagoevgrad, Bulgaria, pada 25-31 Juli lalu. Kepada koran ini, Faikar sapaan akrab Faikar Mustafids A1 Habibi mencerita kan,untuk bisa mengikuti kompetisi tersebut seleksinya sangat ketat.

Faikar menjelaskan, sebelum berangkat ke ajang bergengsi tersebut, diaterlebih dulu mengikuti kompetisi nasional Olimpiade Nasional Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (ONMIPA). Yaitu ajang olimpiade tingkat mahasiswa yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi yang rutin diadakan tiap tahun. “Prosesnya bertahap, karena yang harus dilalui cukup panjang,” ujar putra pasangan Ahmad Munir Murtadho dan Istikomah tersebut.

Awalnya, kata dia, dari tahap seleksi universitas maksimal diambil 7 peserta. Kemudian dia mengikuti seleksi wilayah kopertis 7 (Jawa Timur) yang pesertanya dari berbagai perguruan tinggi di Jawa Timur. ”Saat itu tercatat 166 mahasiswa yang ikut dari bidang Matematika,” imbuhnya. Setelah diumumkan, hanya empat mahasiswa yang Joins ke tahap nasional dari kopertis 7, salah satunya Faikar.

Dia mengatakan, di tingkat nasional ada 64 mahasiswa yang akan memperebutkan medali. “Di tahap nasional, Alhamdulillah saya berhasil meraih medali perunggu,” katanya. Tidak berhenti hingga di situ saja, Faikar masih harus berkompetisi dengan 20 peserta lain untuk bisa mengikuti ajang IMC.

Untuk bisa ikut IMC, dia harus mengerjakan soal Matematika nalar. Setelah itu, barulah terpilih sembilan peserta terbaik yang kemudian diberangkatkan ke Bulgaria. “Saya merupakan satu dari sembilan mahasiswa Indonesia yang mengikuti kompetisi tersebut. Dan dia satusatunya perwakilan dari Malang,”ujar mahasiswa pendiam itu.

Dia bersama delapan mahasiswa dari beberapa universitas temama di Indonesia itu berhasil berangkat ke Bulgaria untuk mengikuti kompetisi yang diselenggarakan oleh University College London (UCL) tersebut. Sembilan peserta dari Indonesia itu di antaranya dari Universitas Indonesia (UI) Jakarta, Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Gadjah Mada (UGM) JogJakarta, Universitas Negeri Malang (UM), Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, dan Universitas Sanata Dharma Jogjakarta.

IMC merupakan salah satu kompetisi matematik yang bergengsi di dunia. Kompetisi
tersebut telah dilaksanakan selama 23 tahun dengan pesertanya lebih dari 200 institusi dari 50 negara.

Pada saat di Bulgaria, dia mengikuti kompetisi tersebut selama dua hari. Tiap hari peserta harus mengerjakan 5 soal nalar dalam waktu lima jam. Kemudian basil
skor nilai pada hari pertama diumumkan pada hari berikutnya, sebelum para peserta kembah menjawab soal-soal dengan tipe sama pada tahap kedua. Masing-masing soal memiliki poin 100. “Poin itu tergantung dari tahapan cara yang kami berikan. Kalau jawaban panjang dan menuju pada basil, nilainya 100. Namun kalau caranya
panjang tapi tidak menemukan hash, maka nilainya 0,” papamya.

Pada hari pertama, dia berhasil memperoleh skor 30. Kemudian setelah dikalkulasi, selama dua hari mengikuti lomba, dia berhasil mendapatkan poin 140 untuk 10 soal nalar tersebut. “Soalnya cukup rumit, harus benar-benarpakai nalar,” terang mahasiswa yang saat ini tengah menjalani perkuliahan di
semester 7 tersebut.

Pada ajang itu, dia berhasil meraih gelar honorable mention atau gelar kehormatan. Sedangkan tiga orang lainnya meraih juara tiga. Pada acara tersebut, mereka berkompetisi menyelesaikan soal-soal aljabar, geometri, analisis, dan kombinasi
bersama sekitar 320 mahasiswa dari puluhan negara.

Soal kesukaannya dengan Matematika, dia mengaku dari kecil sudah menyukai pelajaran itu. Padahal, orang tuanya tidak ada yang mempunyai basik Matematika. Ya, ayahnya merupakan salah satu pegawai Kantor Urusan Agama (KUA) di Sidoarjo,
sedangkan ibunya adalah ibu
rumah tangga.

Faikar termasuk pribadi yang tekun dan ulet. Hal itu terlihat ketika dia menceritakan seberapa seringnya dia belajar Matematika dalam sehari. “Kalau sedangniat, saya bisa seharian penuh belajar Matematika,” kata dia. Hal itu dilakukan karena soal yang dia kerjakan berbeda dengan soal Matematika yang lainnya.

Matematika mumi lebih menggunakan pemikiran nalar yang tinggi untuk bisa menemukan basil yang benar. “Maka, belajarnya haras yang benar-benar fokus,” ujar alumni SMAN 1 Ba-ngil Pasuruan tersebut.lanpganan juara kompetisi Mate¬ matika itu mengungkapkan, waktu yang paling sering dia gunakan untuk belajar yaitu selepas salat Isya. “Biasanya kalau belajar habis Isya hingga pukul 01.00 atau pukul

01.30,” terangnya. Tidak hanya belajar sendiri, Faikar juga tidak malas untuk berkonsultasi dengan dosen pembimbingnya. Apalagi ketika dia akan mengikuti kompetisi IMC, hampir setiap hari dia melakukan pelatihan dan bimbingan di kampusnya. Bahkan, jika dirasa kurang, maka dia akan menambah jam belajarnya ketika di pesantren. “Saya juga haras membagi waktu antara belajar ilmu agama dan ilmu umum,” ujar dia.

Memang, Faikar bukanlah santri biasa. Meskipun dia tengah disibukkan dengan beragam kegiatan di pondok pesantren, tempat dia tinggal, laki-laki asli Sidoarjo tersebut termasuk aktif dalam mengikuti kompetisi, baik nasional maupun internasional.(*/c2/lid)

Leave a Reply

Your email address will not be published.