Pembangunan Malang Dimulai dari Bawah Tanah

Pembangunan Malang Dimulai dari Bawah Tanah, Malang Post 15 Maret 2017

Pembangunan Malang Dimulai dari Bawah Tanah, Malang Post 15 Maret 2017

Malang Post 15 Maret 2017

MALANG KOTA – Penelusuran bunker yang dilakukan tim napak tilas, direspons positif oleh masyarakat. Usai mengungkap keberadaan bunker di Kelurahan Bareng, Jalan Welirang, dan Wisma Tumapel, masyarakat aktif menginformasikan keberadaan bunker. Di antaranya, bunker di sekolah Cor Jesu, kawasan Splendid yang terhubung ke Balai Kota Malang,

Wisma Tumapel, hingga di Kelurahan TIogomas, Kecamatan Lowokwaru. Anggota dm napak tilas dari unsur Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Kota Malang Dwi Cahyono mengungkapkan, dia menduga ada banyak bunker di Kota Malang

Berdasarkan peta pembangunan Kota Malang yang dimiliki Dwi, Belanda menyiapkan infrastruktur dari bawah. “Sebelum permukiman, disiapkan dulu saluran drainase, listrik, dan air di bawah tanah,” kata Dwi, kemarin (14/3).

Setelah infrastruktur bawah tanah tuntas, lanjutnya, Belanda baru membangun permukiman. Khusus untuk permukiman elite seperti kawasan Ijen, konstruksinya tidak sekadar menyiapkan hunian, tapi juga pengamanan. “Perencanaannya memang baik,” terang budayawan yang menggagas Malang Tempo Doeloe itu.

Sejarawan Universitas Negeri Malang (UM) M. Dwi Cahyono menambahkan, pembangunan Kota Malang bertahap. Mulai dari kawasan di belakang Balai Kota Malang, kemudian dilanjutkan ke Jalan Tumenggung Suryo dan Ijen. ” Jelang Perang Dunia II, Belanda mulai membangun bunker untuk pengamanan,” ujar pria yang juga dosen tersebut.

Kesimpulan Dwi mengacu pada lokasi bunker hasil napak tilas tim Jawa Pos Radar Malang kerja bareng Pemerintah Kota (Pemkot) Malang. Bunker di RT 9/RW 4 Kelurahan Bareng, Kecamatan Klojen misalnya, didesain untuk mengevakuasi warga Belanda yang bermukim di kawasan Jalan Ijen. Sedangkan, bunker di Jalan Welirang dibangun untuk mengevakuasi warga di Jalan Bromo dan Jalan Welirang. Dwi menduga, masih ada bunker lain di kawasan elite yang belum terungkap. ”Bisa jadi masih ada bunker lain,” tutur dia.

Selama ini, bunker yang ditemukan bersifatkomunal. Selain itu, dia melanjutkan, ada bunker yang digunakan untuk pengamanan pribadi. Biasanya, bunker tersebut ada di bawah rumah warga. Ukurannya pun kecil, sesuai jumlah penghuni.

Sementara itu, Kasi Promosi Pariwisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Malang Agung Harjaya Buana men vatakan, pihaknya akan terus menelusuri keberadaan bunker di Kota Malang. Setiap ada informasi dari masyarakat, dia bersama anggota TACB akan menindaklanjutinya.

“Kami akan babas bersama tim untuk meninjau lokasi beri-kutnya,” kata Agung yang juga sekretaris TACB ini. (c4/dan)

Leave a Reply

Your email address will not be published.