Melalui Literasi, Dua Profesor UM Ini Terapkan Pembelajaran Kritis

Malang, SERU.co.id – Universitas Negeri Malang (UM) kembali mengukuhkan Guru Besar. Kali ini, kedua profesor tersebut di antaranya Prof. Dr. Hadi Suwono,M,Si sebagai Guru Besar Bidang Pendidikan Biologi FMIPA UM, dan Prof Dr Sri Rachmajanti, Dip.TESL., MPd sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Pendidikan Bahasa Inggris Fakultas Sastra UM, yang dikukuhkan di Gedung Graha Rektorat UM lantai 9, Senin (17/2/2020).

Prof Dr Hadi Suwono, MSi mengusung pidato pengukuhan berjudul Rekonstruksi Kritis Kurikulum Pendidikan Biologi. Menurutnya, peran pendidikan biologi sangat penting, karena mempelajari tentang makhluk hidup dan  keanekaragaman hayati. Meski biologi itu ilmu dasar, tetapi menjadi landasan untuk ilmu-ilmu terapan seperti kedokteran, farmasi, pertanian, perikanan, peternakan, kehutanan, bioteknologi.

Prof. Dr. Hadi Suwono,M,Si dan Prof Dr Sri Rachmajanti, Dip.TESL., MPd. (ist)

“Biologi itu ilmu yang sangat penting karena aplikasi temuannya itu untuk kesejahteraan manusia. Misalnya produksi pangan yang berkelanjutan, peningkatan kesehatan melalui penyediaan obat-obat dan nutrisi yang aman. Dan masih banyak lagi fungsinya,” ungkap Prof Hadi.

Ditambahkannya, rekonstruksi pendidikan biologi di sekolah dan di perguruan tinggi perlu dilandaskan pada konsep pendidikan kritis. Yaitu pendidikan yang berlandaskan kepada nilai-nilai kemanusiaan dan kebermanfaatannya. “Maka tujuan pendidikan biologi itu perlu dirumuskan secara lebih tepat, agar siswa lebih termotivasi untuk mempelajari konsep dan keterampilan baru yang relevan dengan kehidupan mereka di luar dunia akademis,” urai Dekan FMIPA UM ini.

Kebijakan Merdeka belajar yang diusung Mendikbud, memberi kesempatan luas kepada para pengembang kurikulum agar pendidikan biologi mengembangkan kemampuan bekerja dan berpikir ilmiah untuk memperkuat dan mengembangkan keilmuan biologi. “Sehingga membangun ketaqwaan, sikap ilmiah, dan menjadikan pebelajar kritis, kreatif, inovatif,” pungkasnya.

Sementara itu, Prof Dr Sri Rachmajanti, Dip.TESL., MPd memaparkan “Membaca Kritis dengan Strategis Lingkar Koperasi bagi Siswa Sekolah Dasar dalam Konteks CLIL”. Dekan Fakultas Sastra UM ini menyoroti hasil survei Organisasi Kerjasama dan Pengembangan Ekonomi (Organization for Economic Cooperation and Development/OECD). Dalam hal literasi, Program Asesmen bagi Siswa Internasional terbukti bahwa secara global literasi peserta didik SMP Indonesia masih rendah.

“Indonesia menempati rangking 74 dari 79 negara yang mengikuti ajang kompetisi tersebut, dan memperoleh nilai 371 untuk kompetensi membaca (Nilai OECD 487) pada tahun 2018 (PISA, 2019). Dengan kata lain, pengembangan literasi generasi muda Indonesia tergolong rendah di lingkungan dunia internasional,“ jelasnya.

Menurutnya, dalam mempelajari bahasa apapun akan lebih cepat jika siswa mempelajari suatu mata pelajaran melalui bahasa tersebut. Misalnya, SD Lab UM ada kelas bilingual dimana mulai kelas 1 diajarkan bahasa Inggris untuk mata pelajaran matematika dan IPA.
“Yang saya eksperimenkan ini berhasil. Metode ini dijalankan dalam kegiatan apapun, diskusi, dan lainnya dalam bahasa Inggris,” jelasnya.

Tak sekedar membaca, namun harus kritis. Setelah membaca buku, mereka bisa tau kira-kira inti dari bacaan tersebut apa. “Dengan begitu mereka bisa memberikan pertimbangan, evaluasi, menganalisis dan memberikan kesimpulan. Karena dengan membaca kritis, mereka diharapkan ketika menerima suatu berita di medsos tidak langsung percaya, mereka harus kritis dulu, berita ini benar atau tidak,” tandasnya.  (rhd)

Sumber dari: http://seru.co.id/melalui-literasi-dua-profesor-um-ini-terapkan-pembelajaran-kritis/

Leave a Reply

Your email address will not be published.