Mahasiswa UM Olah Limbah Uang Kertas Jadi Baglog Jamur Tiram, Dipasarkan dengan Label Mushgrow

 

SURYAMALANG.COM, MALANG – Tim mahasiswa Universitas Negeri Malang (UM) dari Prodi Biologi dan Akuntansi membuat produk baglog (wadah tanam) untuk jamur tiram dengan memanfaatkan limbah uang kertas.

Mereka bekerjasama dengan Bank Indonesia Jember untuk kepentingan PKM (Program Kreatifitas Mahasiswa) Kewirausahaan.

“Untuk kepentingan PKM ini, kami mengambil 15 kg limbah uang kertas,” jelas Febriandari Annisa Murti, mahasiswa Biologi semester 5 pada suryamalang.com, selasa (14/9/2021).

Mahasiswa UM Olah Limbah Uang Kertas Jadi Baglog Jamur Tiram, Dipasarkan dengan Label Mushgrow

SURYAMALANG.COM/Hayu Yudha Prabowo/Produk baglog buatan mahasiswa Universitas Negeri Malang (UM) dengan memanfaatkan limbah uang kertas, Selasa (14/9/2021).

Dikatakan, limbah uang kertas biasanya dimusnakah dengan dibakar.

Namun hal ini bisa berpotensi menimbulkan pencemaran udara. 

Namun jika dimanfaatkan untuk campuran baglog, maka lebih bagus.

“Sebelum memakai ini, kami riset dulu kandungan dalam limbah uang kertas. Ternyata ada serat kapasnya. “

“Sebagai mahasiswa Biologi, kami mencari ide untuk membuat sesuatu yang bisa memakai limbah uang kertas ini yang cocok untuk media baglog jamur,” terang Febri. 

Proses pembuatan adalah menghilangkan  zat-zat di uang kerstas itu dan kemudian dicampurkan dengan media tanam lainnya.

Campurannya yaitu cocopeat (serat kelapa), bekatul, kapur dicampur dengan air. Lalu dipadatkan dan disterilkan beberapa jam dan dimasukkan dalam wadah pembuatan baglog.

Adanya campuran cocopiet pada limbah uang kertas membuat tidak mudah terserang hama.

Dari 15 kg limbah uang kertas, sudah tim ini bisa membuat 200 baglog.

Mereka menjual paketan baglog dan nutrisinya Rp 38 ribu sebagai grow kit dengan label Mushgrow.

“Animo pasar lumayan. Ada pembelian,” kata dia.

“Jamur itu yang penting media tanam dan perawatannya,” jelas dia.

Untuk jamur tiram putih, masa panennya 2-3 minggu. Dengan memakai produk ini, hasilnya, jamur tiram lebih besar dan tumbuh banyak.

Nur’aini Kartikasari MSc, Dosen Biologi UM yang menjadi pendamping tim mahasiswa menyatakan, baglog usai 4-5 panen bisa dijadikan media tanam lain. 

“Nanti pengembangan inovasi mahasiswa ini akan ke media tanam lain. Tidak berhenti pada pembuatan baglog jamur tiram putih,” tandasnya.

Dikatakan, tanaman jamur tidak bisa menghasilkan makanan sendiri. Tapi mengambil dari lingkungannya. 

“Inovasi anak-anak ini jadi merubah limbah uang kertas menjadi uang lagi dengan membuat produk,” kata dosen ini.

Tim mahasiswa UM pembuat produk baglog untuk jamur tiram ini adalah Muhamad Syaikhu Alam, Febriandari Annisa Murti, Rani Dwi Lestari, Thoriq Aziz dan Daffa’ rizal. 

Sumber|https://suryamalang.tribunnews.com/2021/09/14/mahasiswa-um-olah-limbah-uang-kertas-jadi-baglog-jamur-tiram-dipasarkan-dengan-label-mushgrow?page=all