Lapas Lowokwaru Gandeng UM, Berikan Life Skill WBP

Malang, SERU – Menindaklanjuti komitmen kerjasama memaksimalkan potensi Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Klas I Lowokwaru Malang menjadi Sumber Daya Manusia (SDM) unggul, Universitas Negeri Malang dan Lembaga Pemasyarakatan Klas I Malang melakukan Penandatanganan Kesepahaman Kerjasama (MoU), di Ruang Sidang Rektorat, Graha Rektorat lantai 8 UM, Rabu (22/1/2020). 

Kerjasama terkait Pendidikan, Penelitian, Pengabdian Masyarakat dan Pengembangan SDM ini mencakup banyak aspek. Dimana dalam pelaksanaannya, UM menunjuk Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Negeri Malang (UM).

Rektor UM Rektor UM, Prof Dr AH Roffiudin, MPd, mengatakan semua perguruan tinggi memiliki Tri Dharma Perguruan Tinggi. Dimana memiliki fungsi Pendidikan dan Pengajaran, Penelitian dan Pengembangan, serta Pengabdian Kepada Masyarakat.

Penandatanganan MoU antara Rektor UM dan Kalapas Klas I Malang. (rhd)

“Salah satunya, UM membekali WBP Lapas Klas I Lowokwaru Malang. Problem lapas di Indonesia adalah over kapasitas, apakah lapas yang kecil atau penghuninya yang kebanyakan. Ini start awal, secara teknis dituangkan dalam SPK yang dilaksanakan melalui LP2M, seperti skill pembelajaran, KKN, dan lainnya. Dengan pembekalan tersebut, mereka bisa bekerja profesional, dan tidak kembali menjadi penghuni lapas,” jelas Rofik, sapaan akrabnya.

Kalapas Klas I Lowokwaru Malang, Anak Agung Gde Krisna, mengatakan, penandatanganan MoU bersifat global, dan dituangkan dalam SPK detail kerjasamanya sesuai kebutuhan dari 3.100 WBP Lapas Klas I Malang. “Harapannya dengan memiliki keterampilan, ketika kembali ke masyarakat bisa langsung bekerja. Sehingga meminimalisir kembali menjadi penghuni lapas, terutama karena faktor ekonomi,” ungkap Agung, yang baru menjabat Kalapas Klas I Malang pada awal November 2019 lalu.

Pelatihan keterampilan yang dibutuhkan telah dipetakan bersama. Selain mengembangkan pelatihan yang sudah berjalan, nantinya akan dikembangkan jenis pelatihan keterampilan yang baru. “Kami hanya memiliki tenaga keamanan, para ahlinya dari perguruan tinggi seperti UM ini. Ketika ada mitra pengusaha yang membutuhkan tenaga kerja, WBP bisa dikaryakan. Upahnya bisa untuk tabungan, atau kebutuhan mereka dan keluarganya,” papar Agung, sembari mencontohkan WBP dilibatkan mengepak 5 ton gula dalam kemasan 1 kilogram hanya dalam waktu 3 hari.

Pemaparan kerjasama antara jajaran Rektorat dan Dekanat UM dengan tim Lapas Klas I Malang. (rhd)

Nantinya, dalam perkembangannya WBP yang lolos administratif berkelakuan baik dan memiliki life skill, usai lolos asesmen akan ditempatkan di Lapas ‘terbuka’ Ngajum berkategori minimum security. Rencananya, proses pembangunannya juga akan melibatkan tenaga WBP, yang bakal dilaksanakan pertengahan tahun ini. “Di sana WBP diperlakukan seperti masyarakat biasa tanpa sekat tembok. Karena nantinya akan dijadikan lapas industri, seperti pertanian, peternakan, dan lainnya. Selain untuk memenuhi kebutuhan mamin WBP Lowokwaru, juga dijual bebas di pasaran,” beber Agung.

Tentunya upaya tersebut akan berkelanjutan, dengan menggandeng pemerintah dan stakeholders, agar SDM WBP dapat bekerja di luar usai dinyatakan bebas. “Misal ada program dari Dinas Peternakan dengan menggandeng peternak kambing, mereka bisa dilibatkan. Tak hanya mandeg pelatihan dan aplikasi di Lapas, namun saat bebas juga terjamin,” tandasnya.

Dalam aplikasinya, LP2M tak hanya memberikan pembekalan keilmuan akademik, tapi juga non akademik. Selain pembelajaran kejar paket ABC dan ijazahnya, juga diberikan life skill agar ketika kembali ke masyarakat, WBP siap bekerja untuk menghidupi dirinya dan keluarganya. Sebagai buktinya, WBP dilengkapi sertifikasi keahlian.

Berfoto bersama tim LP2M UM dan Lapas Klas I Malang. (rhd)

“Ada banyak pelatihan yang diberikan, seperti pembuatan sabun sebagai pemenuhan kebutuhan mandiri, membatik, lukisan, packing hingga pemasaran produknya baik online maupun offline,” terang Prof Dr Markus Diantoro MSi, Ketua LP2M UM, kepada SERU.co.id.

Sementara 10 program telah dikerjakan, dan akan ada 8 program yang dipersiapkan. Beberapa fakultas dilibatkan untuk menerjunkan timnya dalam membina WBP. Hampir 16 sertifikasi pelatihan telah diajukan Lapas kepada UM. Harapannya, tak hanya bekerja pada perusahaan, namun WBP mampu menjadi pengusaha mandiri agar bisa menampung rekan-rekannya.

“Ini sebagai bentuk kepedulian civitas UM yang memiliki 35 ribu mahasiswa dan 1.100 dosen UM. Bahkan ada mantan warga UM yang di Lapas, diberikan mandat untuk pengembangan tersebut,” lanjut Markus, yang baru saja dikukuhkan sebagai Guru Besar FMIPA UM bidang Fisika Material, pada akhir November 2019 lalu.

Terkait persiapan Lapas Ngajum, UM akan membantu persiapan SDM dalam pembangunannya melalui pelatihan, penyediaan sumber energi, konsep wisata, dan lainnya. Tentunya juga melibatkan kebijakan dari 3 kepala daerah di Malang Raya. (rhd)

Sumber dari: http://seru.co.id/lapas-lowokwaru-gandeng-um-berikan-life-skill-wbp/

Leave a Reply

Your email address will not be published.