Kota Malang Tak Butuh Kampus Lagi?

Jawa pos Radar Malang 21 Desember 2016

Jawa pos Radar Malang 21 Desember 2016

Jawa pos Radar Malang 21 Desember 2016

Kota Malang Tak Butuh Kampus Lagi?

Ada 53 Perguman Tinggi, Sebagian Mahasiswanya Hanya Ratusan Orang

MALANG KOTA – Sebutan Kota Malang sebagai Kota Pendidikan, salah satunya karena di kota ini banyak kampus. Setidaknya, saat ini ada 53 perguman tinggi yang aktif. Yaitu 5 perguman tinggi negeri (PTN) dan 48 perguman tinggi swasta (PTS). lika dibandingkan dengan Surabaya, rasioluas wilayah dan jumlah kampus di Kota Malang melebihi Surabaya.

Luas Kota Malang 110,06 kilometer persegi, tapi jumlah kampusnya ada 53. Sedangkan Kota Surabaya luas wilayahnya 374,8 kilometer persegi, menampung 69 kampus. Rasionya di Kota Malang dalam luasan wilayah 2 kilometer persegi ada satu kampus. Sedangkan di Surabaya, dalam 5 kilometer persegi hanya ada 1 kampus.

Ketua Asosiasi Pendidikan Tinggi Swasta Indonesia (Aptisi) Komisariat IV dr Mulyohadi Sungkono SpOG mengakui, jumlah kampus swasta di Kota Malang ini cukup banyak. Mulai dad besar hingga yang kecil dengan jumlah mahasiswa ratusan orang saja. “Bahkan, kampus swasta tidakkalah dalam menyediakan jurusan yang diminati calon mahasiswa,” kata dia.

Selanjutnya, menurut dia, adanya kampus itu sangat berdampak terhadap perekonomian masyarakat. “Yang jelas perekonomian Kota Malang terdongkrak dengan adanya banyak kampus dan mahasiswa yang belajar di Kota Malang,” imbuhnya. Karena selama ini peminat perguman tinggi yang ada di Kota Malang kebanyakan dari luar kota.

Melihat jumlah kampus swasta yang begitu banyak dengan cakupan wilayah yang tidak terlalu besar, dokter spesialis kandungan di Rumah Sakit Saiful Anwar

(RSSA) itu menyatakan, Malang sudah tidak perlu menambah kampus lagi. “Bagi yang mendirikan kampus swasta juga seharusnya berpikir ulang. Karena persaingannya luar biasa,” ujar Mulyohadi.

Jika memang ada kampus swasta yang baru, dia hams menentukan jurusan yang benar-benar dibutuhkan, seperti kemaritiman. “Kota Malang masih belum punya kampus maritim,” terang dia.

Mulyohadi mengungkapkan, untuk mutu kampus, antara kampus swasta dan negeri juga tidak jauh berbeda. Bahkan, ada beberapa kampus swasta yang sukses bersaing dengan kampus negeri.

Sementara menurut pakar pendidikan dari Universitas Negeri Malang (UM) Prof Dr Bambang Budi Wiyono MPd, banyaknya kampus di Kota Malang sesungguhnya tidak jadi masalah. Justru Malang akan menjadi jujukan banyak mahasiswa dari berbagai daerah untuk menimba ilmu. Sehingga iklim kota pendidikan benar-benar terasa.

Hadimya banyak kampus di Kota Malang ini perlu didorong kualitasnya. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan (PIP) UM ini menyatakan, masih banyak kampus yang kualitasnya kurang. Sehingga tidak bisa mengbasilkan lulusan yang sesuai dengan harapan dalam dunia pendidikan. Dengan banyaknya animo siswa-siswiyang memilih meneruskan studi di Kota Malang, sudah waktunya kampus swasta juga memanfaatkan peluang, membenahi sumber daya manusia (SDM) yang lebih baik, melengkapi sarana dan prasarana yang mendukung.

Siswa-siswi yang datang ke Kota Malang yang niatnya ingin kuliah di kampus negeri. Namun, jika tidak sesuai harapan, maka kampus swasta menjadi opsi kedua pilihan mereka. “Melihat hal itu, kampus swasta seharusnya menyiapkan kualitasnya yang baik, agar dapatmemberikan hal yang sama dengan kampus negeri,” terangnya. (kis/c2/lid)

Leave a Reply

Your email address will not be published.