Bikin Buku Full Ilustrasi, Mahasiswa UM Raih Medali Emas dan Perak di Pimnas 2017

Tim Rakai Langit saat meraih medali emas di penutupan Pimnas Ke-30 di Makassar.

Tim Rakai Langit saat meraih medali emas di penutupan Pimnas Ke-30 di Makassar.

Malamg Times.com Persiapan hampir setahun dan usaha akhirnya terbayar lunas dengan meraih medali emas sekaligus perak di ajang paling bergensi di lingkungan akademik, yakni Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) Ke-30 yang diselenggarakan di Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar.

“Deg-degan tapi berjalan lancar. Tiga hari sebelumnya suara saya malah hilang. Sampai hari H presentasi, suara membaik meskipun belum maksimal,” ujar mahasiswa Universitas Negeri Malang Teguh Dewangga, salah satu peraih medali emas dan perak, kepada Malang TIMES, Minggu (27/8/2017).

Dalam event akbar tahunan tersebut, Teguh bersama empat temannya, Aji Setiawan, Monica Widyaswari, Alfina Musfira dan Ekki Septian Putra, yang tergabung dalam tim Rakai Langit membuat karya buku berbasis program augmented reality yang sukses dipasarkan.

“Kami membuat buku kumpulan cerita pendek dengan puluhan ilustrasi berwarna. Di setiap ilustrasi, akan memunculkan animasi berbentuk audio visual yang berasal dari program augmented reality,” ungkap pria kelahiran 10 Juli 1995 ini.

Latar belakang pembuatan buku tersebut, lanjut Teguh, adalah untuk meningkatkan minat baca masyarakat Indonesia yang selama ini menurut Unesco di angka yang memprihatinkan.

Augmented reality sendiri merupakan sebuah teknologi terkini yang menggabungkan benda-benda di dunia maya ke dalam sebuah lingkungan nyata. Dalam hal ini, buku ciptaan mahasiswa Malang ini dikombinasi dengan aplikasi yang bisa diunduh di Play Store di perangkat android.

Bagi mahasiswa teknik mesin yang didapuk sebagai penulis naskah sekaligus ketua tim Rakai Langit ini, memanfaatkan teknologi untuk menarik minat anak membaca buku sangatlah menarik.

“Hampir semua orang memiliki gadget. Maka kami tidak memandang teknologi sebagai ancaman, melainkan potensi besar yang bisa dikolaborasikan untuk meningkatkan angka literasi di Indonesia,” tuturnya.

Ilustrasi dan isi naskah buku ini disesuaikan dengan kearifan lokal di Indonesia dengan full colour. Tak pelak, karya ini tentu bisa meningkatkan minat baca seseorang karena dari tampilannya saja sudah sangat menarik.

“Kami bersyukur karena di pimnas dari tiga ribuan proposal, kemudian yang lolos ke Makassar 420 tim. Dari 420 dibagi menjadi 21 kelas. Jadi perkelas ada 20 tim. Nah, kami menjadi salah satu peraih medali emas dan perak di antara banyak peserta itu,” beber pria asli Malang ini. (*)

Leave a Reply

Your email address will not be published.