Bekas Antarkan Dosen UM Raih Penghargaan dari Korea

SURYAMALANG.COM, LOWOKWARU – Dosen Universitas Negeri Malang (UM), Drs Winarto MPd memperlihatkan Hand Generator buatannya ketika SURYAMALANG.COM berkunjung ke rumahnya di kawasan Bendungan Sigura-gura, Kamis (4/1/2018).

Hand Generator yang ia buat dari barang bekas itu berhasil mengantarkannya meraih medali perak dalam ajang World Invention Creativity Contest yang diadakan oleh Korea University Invention Association.

Hand Generator tersebut ia buat dari bekas jerigen, pemutar pada alat penyerut es, magnet bekas, dan kayu bekas. Pria berusia 60 tahun itu juga menunjukkan cara kerja Hand Generator tersebut pada SURYAMALANG.COM.

“Ide awalnya karena saya mengajar Fisika dan kurikulum saat ini semua bidang harus dipahami secara konteks dahulu sebelum masuk pada konsep. Maka saya membuat generator sederhana dari magnet kulkas dan kumparan pada toples bekas untuk mengajarkan Hukum Faraday,” cerita dosen Fisika UM itu.

Ia sendiri sebenarnya tidak menyangka mendaptkan medali perak dalam ajang tersebut karena ia hanya memenuhi undangan untuk ikut mengirimkan karya.

“Apalagi karya inovasi saya ini kan low technology. Sementara saya berpikir Korea pasti sudah high technology dan tidak akan memilih inovasi semacam ini. Tapi ternyata sangat diapresiasi,” tutur pria yang akrab disapa Win itu.

Hand Generator yang Win buat bisa menyimpan listrik di dalam aki 12 v 5aH, dan bisa digunakan untuk menyalakan lampu atau alat listrik lainnya.

“Sesuai aki yang digunakan, listrik yang tersimpan ini memiliki tegangan sebesar 12 volt dan arus sebanyak 5 ampere dalam waktu satu jam. Bisa juga menggunakan aki ukuran lain, tidak masalah,” katanya.

Cara kerja Hand Generator hanya dengan memutar pemutar generator yang akan menghasilkan listrik karena pertemuan magnet dan kumparan. Listrik tersebut tersimpan pada aki dan tersambung pada stop kontak untuk menancapkan steker alat listrik.

Ketika aki telah terisi, pemutaran bisa dihentikan dan lampu bisa menyala hanya dengan listrik yang tersimpan di dalam aki.

“Jadi bisa digunakan saat mati listrik,” tuturnya.

Ke depan, Win berharap mahasiswa akan mengembangkan inovasinya ini dalam ukuran yang lebih kecil. Sehingga bisa digunakan oleh para nelayan yang sedang melaut, atau oleh para pendaki gunung.

“Setidaknya untuk mengisi daya ponsel sehingga tidak kehabisan baterai,” ujar Win.

Ia juga akan menghadiri undangan sebagai pemateri dalam pelatihan guru nasional di Bandung pada bulan ini. Untuk pembelajaran, Win tidak hanya berhenti di Hand Generator.

“Saya saat ini dalam proses membuat alat pembelajaran Hukum Lorentz dalam kotak besar yang saya namakan Lorentz Magic Box. Siswa dan mahasiswa akan lebih mudah mempelajari konsep Hukum Lorentz dengan konteks yang diajarkan dengan alat,” tutupnya.

Sumber dari: http://suryamalang.tribunnews.com/2018/01/04/video-hand-generator-dari-barang-bekas-antarkan-dosen-um-raih-penghargaan-dari-korea

Leave a Reply

Your email address will not be published.