Antisipasi Perjokian, UM Perketat Ujian Mandiri

Rabu, 17 Juli 2019 | 19:27

Memontum Kota Malang – Sejumlah 13.876 calon mahasiswa baru (camaba) mengikuti tes jalur mandiri Universitas Negeri Malang (UM). Terbagi dalam dua jalur, yaitu nilai Ujian Tertulis Berbasis Komputer (UTBK) sejumlah 9.056 camaba dan Tes Masuk Berbasis Komputer (TMBK) sejumlah 4.820 camaba. Untuk nilai UTBK, diambil berdasarkan nilai SBMPTN pada jalur sebelumnya.

Sementara TMBK dilaksanakan selama 2 hari, Selasa-Rabu (16-17/7/2019), yang terbagi menjadi 3 sesi dengan 840 peserta per sesi. Tes dilaksanakan di 36 ruang lab komputer berstandar yang terbagi dalam 8 lokasi, dimana masing-masing ruang dijaga oleh seorang pengawas akademik dan seorang teknisi. Dari 36 ruangan tes tersebut sebagian besar dilengkapi kamera cctv.

Antisipasi Perjokian, UM Perketat Ujian Mandiri

Pelaksanaan Tes Masuk Berbasis Komputer (TMBK) jalur Mandiri UM. (rhd)

“Untuk hari pertama kemarin, yang hadir pada sesi pertama 820 dan tidak hadir 60. Kemudian sesi 2 dihadiri 820 dan tidak hadir 73. Sesi 3 dihadiri 820 dan tidak hadir 44. Sehingga totalnya 177 peserta yang tidak hadir, atau sekitar 6 persen,” jelas Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Pendidikan UM Dr Adi Atmoko MSi, selaku koordinator kegiatan.

Dr Adi Atmoko MSi dan Dr Imam Agus Basuki MPd, menjawab pertanyaan awak media. (rhd)

Dr Adi Atmoko MSi dan Dr Imam Agus Basuki MPd, menjawab pertanyaan awak media. (rhd)

Disinggung antisipasi adanya perjokian, Kepala SPM, Dr Imam Agus Basuki MPd, sekaligus koordinator pelaksana TMBK, mengatakan dalam penerimaan mahasiswa ini jalur ketiga ini, kemungkinan adanya perjokian dinilai lebih kecil. Pasalnya, ada berbagai kompensasi yang dinilai semakin tinggi, belum lagi biaya kuliah yang harus dibayar ketika dinyatakan lolos. Sehingga para pengguna akan pikir-pikir.

“Tentang perjokian itu kita sudah antisipasi dengan memperketat peraturan pada tes mandiri kali ini. Kami juga mensosialisasikan di website tentang resiko jika ditemukan kecurangan. Kedua, persyaratan dokumen, mulai dari foto, KTP, ijazah harus dibawa dan dicek untuk mengantisipasi nama dan orang yang beda. Selain itu, peserta tidak diperkenankan membawa handphone, jam tangan, hingga alat tulis. Tempat duduknya pun kita acak,” terang Agus.

Perlu diketahui, dalam tes mandiri ini, kelompok ujian hanya dibagi dua jenis, yaitu Soshum dan Saintek, tanpa ada campuran. Ketika mahasiswa memilih keduanya, mahasiswa harus mengikuti tes dua kali.

“Kalau calon mahasiswa mau milih kelompok Soshum ya dia ikut tesnya harus Soshum. Kalau dia ingin pilih kelompok Saintek ikut tesnya Saintek. Kalau ingin memilih dua-duanya ya ikut tes dua kali,” terang Dr Adi Atmoko MSi. (adn/yan)

Sumber dari: https://pendidikan.memontum.com/5924-antisipasi-perjokian-um-perketat-ujian-mandiri

Leave a Reply

Your email address will not be published.