Anti Pelonco, Pengenalan Maba UM Layak Dicontoh

Jawa Post Radar Malang 18 Agustus 2016

Jawa Post Radar Malang 18 Agustus 2016

Kliping Koran Jawa Post Radar Malang 18 Agustus 2016

Anti Pelonco, Pengenalan Maba UM Layak Dicontoh

Panitia Tidak Beri Tugas yang
Nyeleneh kepada Mahasiswa

MALANG KOTA – Universitas Negeri Malang (UM) menepati janjinya untuk tidak melakukan perpeloncoan dalam kegiatan pengenalan kampus. Justm di kampus tersebut, pengenalan kampus yang diberi nama Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Barn (PKKMB) yang dimulai pada 15-20 Agustus itu berlangsung ger-geran. Konsep semacam ini bisa ditim kampus lain.

Misalnya, dalam PKKMB, kemarin (17/8), panitia menampilkan, tokoh Valak dalam karakter The Conjuring 2, sosok hantu suster gereja yang membuat 6.758 mahasiswa baru (maba) gej-geran.

Tokoh Valak tersaji dalam agenda pengenalan unit kegiatan mahasiswa (UKM), tepat nya saat giliran UKM Kentrung dan Operet Blero tampil di panggung Gedung Graha Cakrawala, UM. Sellain Valak, maba juga disuguhi karakter-karakter yang popular
lewat bioskop. Di antaranya karakter Ninja Turtles, Dart Vader, dan Stormtrooper dalam film Star Wars hingga karakter lokal seperti Jenderal Soedirman dan Gatotkaca.

Seluruh karakter tersebut tampil dalam satu panggung dengan kisah perjuangan
memperingati HUT ke-71 Kemerdekaan RI. Tampilan heroik bercampur komedi tersebut disambut gelak tawa maba. “Kami kemas semenarik mungkin, terutama mengambil tokoh populer di bioskop. Lega rasanya respons maba sangat antusias dengan penampilan kami,” kata Ketua Umum UKM Operet dan Kentrung Blero Anjar G. Hastomo saat ditemui koran ini usai acara.

Selain pertunjukan dari UKM kesenian, adapula atraksi dari Pramuka UM yang mengolaborasikan gerakan senam Bipong Pramuka, messenger of piece (MOP), dan
marching band menjadi sebuah flashmob kreatif. Total ada 31 UKM yang unjuk kebolehan guna menarik bakat dan minat
maba UM 2016 tersebut.

Wakil Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UM Risky Hermawan mengungkapkan, PKKMB 2016 sudah dimulai pertama pada senin lain (15/8), bertransformasi dari tahun sebelumnya yang masih dalam konsep PKPT
(Pengenalan Kehidupan Perguruan Tinggi).

“Konsep kali ini sesuai kebijakan Dirjen Dikd (Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi). Perbedaannya ada pada mahasiswa baru yang tidak lagi dikelompokkan sesuai fakultas, sekarang kami campur lintas fakultas dengan total 25 kelompok,” beber Risky.

Tujuannya, lanjut dia, tidak lain untuk menumbuhkan keakraban antarmahasiswa. Selain itu, juga menanamkan cinta pada almamater. “Selama tiga hari (15-17 Agustus), maba diajak untuk mengenal dan mencintai kampus sebelum aktif di bangku perkuliahan,” sambung dia.

Disinggung soal adakah aktivitas perpeloncoan hingga membawa barang yang aneh- aneh, Risky buru-buru menampiknya. “Tidak ada aktivitas perpeloncoan. Segala aktivitas mengandung kekerasan verbal ataupun fisik benar-benar dilarang,” tukasnya.

Terpisah, Aulia Maghfira, maba Jurusan .Psikologi, Fakultas Pendidikan Psikologi (FPPsi) UM itu mengungkapkan bahwa tidak ada aktivitas perpeloncoan maupun barang bawaan yang aneh-aneh selama mengikuti hari ketiga PKKMB ini. “Pernah dimarahi oleh panitia karena terlambat datang, saya rasa itu masih wajar,” ujar alumni SMAN 7 Malang tersebut.

Demikian juga disampaikan Firnanda Imam Ramadan, maba Jurusan Bimbingan Konseling (BK), Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) UM ini mengaku sempat dibuat takut PKKMB yang diikutinya akan ada kegiatan perpeloncoan. Namun, setelah mengikuti serangkaian acara PKKMB, tidak ditemukannya aktivitas tersebut. Bahkan, kegiatan ini menurutnya sangat menyenangkan. “Awalnyaya deg-degan, tapi ternyata tidak ada (perpeloncoan) seperti yang saya bayangkan saat awal masuk kampus,” tukas mahasiswa asal Kelurahan Merjosari, Kota Malang ini. (zal/c2/lid)

Leave a Reply

Your email address will not be published.