16 Dosen Universitas Negeri Malang (UM) Masuk 500 Peneliti Terbaik Versi Sinta Kemenristek/BRIN

 

Ini merupakan Sinta Series 1/2020. Sinta merupakan inovasi yang dibangun untuk mengukur kinerja individu/dosen.

Untuk masuk ke peringkat itu, ada kriterianya. Antara lain jumlah artikel jurnal terindeks Scopus dengan memperhitungkan quartil jumlah tepat publikasi, jumlah sitasi di scopus, googlescholar dkk.

Dalam perjalanannya, tercatat 194.904 penulis. Penulis di Sinta sebanyak 74 persen adalah para dosen.

Banyaknya dosen UM masuk di 500 peneliti terbaik di Sinta Series 1/2020 membanggakan Prof Markus Diantoro MSi, Ketua LP2M (Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat) UM.

“UM mulai berbenah sejak 2016 dengan membentuk Kelompok Bidang Keahlian (KBK), dan membentuk TPP (Tim Percepatan Publikasi),” jeas Markus pada SURYAMALANG.COM, Sabtu (30/5/2020).

Dijelaskan, sejak 2019 TPP bergabung ke LP2M, selain Tim Percepatan Jurnal dan konferensi internasional. Sejak itu pula, UM mulai memikirkan percepatan produktivitas karya ilmiah.

Salah satunya membuat kebijakan untuk pendanaan internal untuk riset dan pengabdian.

Hasilnya sejak 2016, 2017, 2018, 2019, terus meningkat eksponensial. Salah satu buktinya, UM pada 2019 mulai masuk kelompok universitas berdasarkan penelitian di kluster mandiri. Dan hasilnya, tahun ini ada 16 dosen dalam peringkat 500 peneliti terbaik.

“Upaya lainnya, kita terus tingkatkan produktivitas yaitu pendampingan publikasi, pelatihan analisis data riset dan peningkatan sarpras riset,” kata dia.

Ditambahkan, selain itu, dalam panduan riset, LP2M UM mewajibkan ada kolaborasi riset, utamanya internasional.

Sehingga pengalaman partner bisa dijadikan sebagai pemicu sekaligus peningkatan luaran yg berkualitas. Selain itu, sistem litabmas.um.ac.id juga terus dikembangkan sebagai sistem pengelolaan riset dan oengabdian, serta sebagai sumber data riset.

Sementara M Ahmad Taufiq MSi, Dosen FMIPA UM ketika ditanya strategis produktifnya sebagai peneliti menyatakan melalui kolaborasi dengan para kolega peneliti baik di dalam negeri maupun luar negeri.

“Kolaborasi yang pertama dan utama adalah dengan sesama kolega di UM, baik dalam satu KBK maupun luar KBK. Bahkan bisa dengan kolega lintas program studi dan fakultas,” tutur Taufik memberikan tipsnya.

Berikutnya adalah senantiasa melibatkan mahasiswa dalam risetnya, baik yang didanai secara mandiri dan dari PNBP (Pendapatan Negara Bukan Pajak) UM.

Selain itu, budaya membaca berbagai laporan riset terbaru setiap hari wajib dilakukan sehingga menambah acuan dalam melakukan riset. Di mana ujungnya meningkatkan kualitas dan kuantitas publikasi internasional bereputasi.

“Dengan banyak membaca, maka kita tahu masalah apa yang terkait dengan riset kita yang sedang hangat didiskusikan di dunia. Sehingga kita ikut berkontribusi dalam memecahkan masalah tersebut,” paparnya.

Sedang untuk pelibatan mahasiswa, maka diwajibkan menulis artikel yang dipublikasikan secara internasional sebagai nama pertama. Ini sebagai syarat lulus studinya dan juga sebagai nama anggota, termasuk dalam paten.

“Di luar otu, kami selalu meminta kemudahan dari Allah dalam melakukan riset dan publikasi,” kata dosen ini.

Dalam tiga tahun terakhir, ia banyak menulis tentang Nanomaterials. Khususnya berbasis magnet cair untuk aplikasi biomedis, sensors, dan antiradar. Nanomaterials dikembangkan dari Bahan-Bahan Alam Lokal Indonesia.

Dijelaskan, ia merasa senang karena UM dalam tiga tahun perinngkat Sinta bisa bertahan nomer 1.

Sumber dari: https://suryamalang.tribunnews.com/2020/05/31/16-dosen-universitas-negeri-malang-um-masuk-500-peneliti-terbaik-versi-sinta-kemenristekbrin?page=all

Leave a Reply

Your email address will not be published.