156 Calon Doktor Bakal Mogok Kuliah

156 Calon Doktor Bakal Mogok Kuliah, Jawa Pos Radar Malang 19 Oktober 2017

156 Calon Doktor Bakal Mogok Kuliah, Jawa Pos Radar Malang 19 Oktober 2017

Download Jawa Pos Radar Malang 19 Oktober 2017

Beasiswa Tak Cair; Wadul ke Komisi X DPR RI

MALANG KOTA – Sebanyak 156 calon doktor yang menempuh studi di Universitas Brawijaya (UB) dan Universitas Negeri Malang (UM) terancam mogok kuliah. Pasalnya, 156 calon doktor (64 orang dari UB dan 92 orang dari UM) tersebut gagal mendapatkan Beasiswa Pendidikan Pascasarjana Dalam Negeri (BPPDN) dan Beasiswa Unggulan Dosen Indonesia Dalam Negeri (BUDIDN). Merekabukan tidak lolos akibat tak memenuhi syarat, tetapi karena kuota beasiswa yang jauh menurun dibandingkan tahun lalu.

Untuk diketahui, tahun ini kuota penerima BPPDN hanya 1.000 mahasiswa. Sementara tahun lalu mencapai 3.000 mahasiswa. Dari total 1.603 pendaftar tahun ini, ada 603 mahasiswa yang tidak mendapatkan beasiswa. ’’Karena itu, kami kemarin ke Komisi X untuk menyampaikan permintaan kami, yaitu untuk menambah kuota beasiswa agar kami yang tidak katut ini bisa mendapatkan beasiswa,” ungkap Ir Dyah Pitaloka MP, koordinator Aliansi Calon Doktor UB yang sekaligus menjadi juru bicara saat audiensi di gedung DPR RI,

10 Oktober lalu. “Intir.ya, kami belum kehilangan harapan. Kalau masih bisa kita perjuangkan, ya kita akan berjuang terns,” kata mahasiswa S-3 Minat Agronomi dan Hortikultura Fakultas P ertanian UB ini kemarin (18/10).

Dalam surat audiensi ke Komisi X, para calon doktor berharap, pada30 Oktober 2017 nanti sudah ada kejelasan. “Kami ingin ada kejelasan
kenapa kok kuotanya berkurang jauh, Karena menurut Kemenristekdikti, jumlah doktor hams ditambah, tapi beasiswa malah dikurangi,’’ ungkap dosen Universitas Islam Raden Rahmat Kepanjen ini.

Bahkan, dalam surat audiensi tersebut tertulis bahwajika permintaan penambahan kuota tersebut tidak dipenuhi, Aliansi Calon Doktor se-Indonesia akan berhenti kuliah secara bersamaan. “Karena kemung-kinan besar akan banyak mahasiswa mundur kuliah karena terkendala biaya perkuliahan,” kata Dyah.

Meskipun begitu, Komisi X tetap menyampaikan permintaan mereka ke Kemenristekdikti. ’’Katanya akan dibicarakan pada raker (rapat kerja) Kemenristekdikti pada 16-18 Oktober. Semoga ada kabar baik,” ujar Dyah. Dalam hal ini, Wakil Ketua Komisi X Ir Abdul Fakih Fikri MSi yang telah menyampaikan pesan kepada Kemenristekdikti.

Namun, setiap calon doktor yang belum beruntung mendapatkan BPPDN maupun BUDIDN telah menyiapkan rencana masing-masing untuk tetap melanjutkan kuliah. Seperti yang dilakukan Dian Kurniawan Spd MPd, mahasiswa S-3 jurusan Pendidikan Matematika
UM. ’’Sambil menunggu kabar dari kementerian, mungkin saya akan coba daftar beasiswa On-Going,” ungkap Dian, dosen di Universitas Siliwangi, Tasikmalaya ini.

Beasiswa On-Going diberikan kepada mahasiswa S-3 di semester kedua. ’’Saya selesaikan dulu semester 1 Setelah itu, baru kita lihat keadaannya. Tentu kami berharap agar kementerian bisa menambah kuota,” ungkap koordinator Aliansi Calon Doktor UM ini. (tab/c3/lid)

Leave a Reply

Your email address will not be published.